Kekeringan di wilayah Tulungagung semakin meluas. Dari semula 4 desa kini jadi 9 desa. BPBD Tulungagung terus menggelontor bantuan air bersih ke wilayah terdampak.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Tulungagung, Gilang Zelakusuma membenarkan 9 desa terdampak krisis air.
Meliputi Desa Joho dan Desa Kalibatur, Desa/Kecamatan Besuki, Desa/Kecamatan Campurdarat, Desa Demuk Kecamatan Pucanglaban, Desa Sumberagung Kecamatan Rejotangan serta 3 desa di Kecamatan Tanggunggunung meliputi Desa Kresikan, Tenggarejo dan Pakisrejo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau sebelumnya kan hanya Besuki, Demuk, Joho dan Campurdarat, sekarang tambah lima lagi," kata Gilang Zelakusuma, Selasa (13/8/2024).
Menurut Gilang, meluasnya wilayah yang terdampak krisis air diakibatkan kemarau berkepanjangan. Sehingga sumber air yang biasanya menjadi andalan warga saat ini kondisinya mengalami penyusutan dan tidak mencukupi untuk kebutuhan air bersih warga.
"Di berapa sumber air itu sebetulnya masih ada, tapi debit airnya kecil sekali, sehingga tidak cukup. Wilayah yang terdampak ini mayoritas berada di wilayah pegunungan dan langganan kekeringan," jelasnya.
Untuk menanggulangi dampak krisis air tersebut, BPBD Tulungagung rutin melakukan pendistribusian bantuan air bersih kepada pada korban kekeringan. Diakui untuk pengiriman bantuan air tersebut pihaknya sedikit kewalahan, akibat keterbatasan armada.
"Pendistribusian air ini kami jadwal, ada yang dua hari sekali, disesuaikan dengan kebutuhan dasar warga," imbuhnya.
Pihaknya berharap bantuan air bersih tersebut dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan masyarakat. Di sisi lain, BPBD juga mengimbau warga untuk melakukan penghematan dalam pemanfaatan air bersih.
(dpe/fat)