Sebanyak 3 ribu anak dan remaja tercatat mengunjungi Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Menur Surabaya selama 7 bulan terakhir. Mereka datang ke sana dengan berbagai keluhan mental yang disebabkan berbagai faktor.
"Jumlah kasus yang ditangani di Menur 3.000 jumlahnya segitu bulan Januari-Juli. Bisa datang berulang kali. Jumlah yang berobat bisa orang yang sama. Data komulatif. Angka itu jumlah pasien harian di Menur, terkait kasus anak dan remaja," kata Dirut RSJ Menur drg Vitria Dewi kepada detikJatim, Selasa (13/8/2024).
Sementara data kunjungan harian untuk pasien anak dan remaja, lanjut Vitria, ada puluhan anak yang datang ke RSJ Menur. Sedangkan rawat inap, pada awal Agustus mencapai 11 pasien atau mengisi semua ketersediaan bed.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunjungan per hari rata-rata 50 pasien. Ruang (inap) yang disediakan perlu pengembangan lagi, kami punya 11 bed," ujarnya.
Vitria menambahkan, ada beberapa macam kasus anak dan remaja yang ditangani RSJ Menur. Baik kecanduan gadget, perilaku anak, tumbuh kembang, gangguan belajar hingga masalah mental health.
Kemudian RSJ Menur melakukan pemeriksaan, salah satunya psikotes anak untuk mengetahui permasalahannya. Setelah didiagnosa, bisa dilakukan terapi sesuai dengan kebutuhan.
Di RSJ Menur memiliki tim psikiater, psikolog, perawat untuk menangani pasien. Jika pasien anak memiliki masalah fisik, sudah ada dokter spesialis anak dan tenanga spesialis seperti penyakit dalam, jantung, paru dan lain-lain.
"Lalu ada yang memang orang tua datang karena anaknya malas mengerjakan PR, bolos, gak mau masuk kelas, gak mau sekolah. Orang tua cek anak selalu di rumah kok PR gak pernah dikerjakan, ternyata anak di rumah main gadget saja. Ternyata anak kecanduan gadget," jelasnya.
"Ini kemudian dilakukan terapi. Sepanjang bisa dilakukan denhan terapi, dengan rawat jalan, ya kita lakukan. Kalau indikasi ga bisa rawat jalan saja, maka di RS Menur ada rawat inap anak dan remaja untuk mentalnya," tambahnya.
Salah satu pemicu kesehatan mental anak hingga kecanduan gadget karena pola asuh orang tua. Komunikasi antara orang tua dengan anak juga memiliki dampak.
"Ada konflik orang tua dan anak, itu juga menjadi pemicu anak stres. Di Menur variasi banyak, tapi anak dengan konflik, bullying," katanya.
Menurutnya, meningkatnya kasus pada anak dan remaja ini terjadi sejak 2 tahun terakhir terlihat signifikan. Oleh karena itu pihak RSJ Menur mengambil keputusan untuk membuka rawat inap pada November 2023.
"Sekarang kasus jumlahnya meningkat masalah mental anak dan remaja. Kasus bunuh diri untuk anak-anak remaja, dewasa muda juga banyak ditangani. Siapa paun yang ada keluhan jiwa di asesemen jiwanya, kalau butuh terapi lain kami siap juga," urai drg Vitria.
Menurutnya, anak-anak generasi mendatang harus menjadi perhatian. Kesehatan mental itu sesuai dengan siklus hidup, anak juga bisa mengalami masalah mental dan stres yang tidak hanya dirasakan orang dewasa.
"Komunikasi dengan anak, pola asuh dalam keluarga, bagaimana orang tua memantau dan memahami anak juga menjadi hal penting," tuturnya.
Ada pun kebijakan kesehatan mental pada anak dan remaja yang harus menjadi perhatian pemerintah, mengingat kasusnya terus bertambah.
"Bertambahnya kasus bertambah, jumlah bertambah, atau orang sudah mulai paham tentang kesehatan mental. Kalau punya masalah datang ke RS. Positif masyarakat care dengan kesehatan mental. Penambahan kasus masyarakat paham harus segera diatasi, cari psikolog, psikiater," pungkasnya.
(abq/fat)