Viral video puluhan warga menandu jenazah dengan berjalan kaki sejauh 3 Km. Disebut-sebut jenazah itu terpaksa ditandu gara-gara ambulans desa tidak boleh digunakan.
Video berdurasi 1 menit 32 detik menunjukkan puluhan orang menggotong keranda mayat yang ditutup kain hijau. Video itu viral di salah satu akun Instagram.
Dalam unggahan itu disebutkan puluhan warga sukarela menandu jenazah dari Desa Marmoyo, Kecamatan Kabuh ke pemakaman Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan sejauh 3 Km. Pengantaran jenazah itu disebut-sebut karena ambulans desa tidak boleh mengangkut orang meninggal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kades Jipurapah Hadi Sucipto membenarkan adanya kejadian di video tersebut. Hadi mengatakan jenazah yang ditandu adalah Paiman (70), warga Dusun/Desa Jipurapah, Plandaan. Warga itu meninggal di rumah saudaranya, Desa Marmoyo, Kabuh pada Senin (5/8).
"Paiman mau berobat ke bidan di Marmoyo. Belum nyampek ke bidan itu mampir di rumah saudaranya untuk buang air besar. Ternyata di kamar mandi nggak keluar-kaluar, terus dilihat ternyata sudah meninggal," terangnya kepada wartawan, Selasa (6/8/2024).
Hadi membenarkan jenazah Paiman ditandu warga dengan berjalan kaki sekitar 2,5 Km menuju rumah duka di Desa Jipurapah. Menurutnya, warga dan keluarga Paiman sudah sepakat mengantar jenazah dengan berjalan kaki.
"Kalau sudah meninggal harusnya pakai ambulans jenazah. Tapi pihak keluarga dan masyarakat Jipurapah minta dipikul saja daripada cari mobil jenazah gitu. Itu keputusan pihak keluarga. Kan dekat saja hanya 2,5 Km," ucapnya.
Hadi mengatakan biaya sewa ambulans jenazah sudah disiapkan. Hanya saja, menunggu mobil jenazah terlalu lama karena jarak rumah sakit terdekat ke Desa Marmoyo cukup jauh. Sehingga keluarga memutuskan mengantar jenazah dengan berjalan kaki.
"Kalau terkait biaya ambulans jenazah ya ada. Cuman kan daripada nunggu mobil jenazah dari rumah sakit jauh, akhirnya diputuskan keluarga dipikul saja sama warga," katanya.
(dpe/iwd)