Dibangun Underpass, Rumah Kampung Tengah Surabaya Mulai Ditinggalkan Warga

Dibangun Underpass, Rumah Kampung Tengah Surabaya Mulai Ditinggalkan Warga

Aprilia Devi - detikJatim
Selasa, 06 Agu 2024 09:01 WIB
Kampung Jemur Gayungan I yang berada di Bundaran Taman Pelangi, Surabaya terpantau sangat sepi.
Kampung Jemur Gayungan I yang berada di Bundaran Taman Pelangi, Surabaya terpantau sangat sepi. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)
Surabaya -

Pemkot Surabaya segera merealisasikan pembangunan underpass di bundaran Taman Pelangi. Sejumlah warga di kampung tengah jalan bundaran Taman Pelangi mulai meninggalkan rumah.

Pembangunan underpass itu akan dilakukan untuk mengurai kemacetan di Jalan Ahmad Yani. Baik dari arah Sidoarjo dan sebaliknya, ke arah Jemursari, juga ke tengah kota.

Seiring berlangsungnya pembangunan underpass, masih ada 25 kepala keluarga di Jalan Jemur Gayungan I, RT 01, RW 03 yang lokasinya di tengah-tengah Bundaran Taman Pelangi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga di kampung yang berada di tengah Jalan Ahmad Yani, yang dulu lebih dikenal dengan sebutan Bundaran Dolog itu saat ini mulai meninggalkan rumah mereka.

Pantauan detikJatim di lokasi, perkampungan kecil itu tampak lebih sepi dari biasanya. Sama sekali tidak terlihat aktivitas warga di luar rumah masing-masing.

ADVERTISEMENT

Warga di kampung itu mulai meninggalkan rumahnya karena sudah ada kesepakatan terkait pembebasan lahan yang ditawarkan oleh Pemkot Surabaya.

Salah satu warga yang masih bertahan, Siri (53) mengatakan bahwa warga telah sepakat menerima ganti rugi yang akan diberikan Pemkot Surabaya sesuai lahan yang dimiliki warga.

"Warga sepakat dengan penawaran Pemkot Surabaya, semua rumahnya di sini dibeli dengan harga sesuai. Rata-rata bisa dapat sampai Rp 1 miliar," ujar Siri kepada detikJatim, Selasa (6/8/2024).

Bahkan Siri mengungkapkan ada warga yang mendapatkan ganti rugi hingga Rp 20 miliar karena lahan yang dimiliki cukup luas.

"Ada yang punya tanah lapang dan rumah jadi dapat penggantian besar. Kalau saya dapat Rp 1,4 miliar," katanya.

Kampung Jemur Gayungan I yang berada di Bundaran Taman Pelangi, Surabaya terpantau sangat sepi.Kampung Jemur Gayungan I yang berada di Bundaran Taman Pelangi, Surabaya terpantau sangat sepi. (Foto: Aprilia Devi/detikJatim)

Usai mendapatkan uang ganti rugi tersebut, warga segera mengosongkan rumah miliknya. Mereka membawa barang-barangnya keluar hingga tersisa bangunan saja.

Kemudian Pemkot akan memberikan tanda rumah mana saja yang sudah dikosongkan. Pihak PLN juga akan menyegel instalasi listrik di rumah yang sudah dikosongkan itu.

"Sudah dikosongkan sejak satu bulan ke belakang, dari sekitar total 20 rumah, masih ada beberapa yang belum dikosongkan," kata Siri.

Dia juga menyampaikan bahwa saat ini masih ada beberapa warga yang memilih untuk bertahan di rumahnya karena masih ada sengketa lahan yang perlu diselesaikan.

"Sisanya ini masih ada sengketa lahan. Kalau sudah selesai nanti akan melanjutkan MoU pembebasan lahan dengan Pemkot Surabaya," ujarnya.

Sebelumnya Walikota Surabaya Eri Cahyadi menyatakan pembangunan jalan penghubung di kawasan Bundaran Taman Pelangi akan dilakukan oleh Kementerian PUPR.

Eri sempat menyebutkan ada 2 pilihan jalan penghubung, apakah overpass atau flyover atau underpass. Eri berharap dibangun underpass agar tidak menutupi keindahan kota.

"Dua-duanya (memungkinkan), tapi saya berharap underpass, agar wajah kota gak tertutup. Kalau overpass (flyover) kan tertutup," ujarnya.

Eri mengatakan pembangunan jalan penghubung di kawasan Bundaran Taman Pelangi akan dikerjakan KemenPPUR. Adapun biaya untuk pembangunannya akan dibebankan pada APBN.

Eri juga menyampaikan pembangunan underpass itu bertujuan untuk memecahkan kemacetan yang kerap terjadi di sana. Terutama di akhir pekan atau menjelang libur panjang.

"Sekitar Rp 200 M. Tujuannya untuk memecah kemacetan, agar tidak menunggu (pengendara di traffic light) terlalu lama," katanya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads