Viral guru agama SMKN 12 Kota Malang disebut menganiaya muridnya. Pihak sekolah menyampaikan kronologi peristiwa yang disebut hanya bercanda itu.
"Esensinya sebenarnya adalah guyon," ujar Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Sarana dan Prasarana SMKN 12 Kota Malang Yusuf Hidayat saat dikonfirmasi wartawan, Senin (5/8/2024).
Yusuf menyebutkan peristiwa yang viral itu terjadi pada Rabu (31/7). Saat itu siswa kelas XI Teknik Kendaraan Ringan (TKR) berinisial R (17) terlambat masuk jam pelajaran agama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena terlambat, guru Agama berinisial AK menghukumnya berdiri di depan kelas selama beberapa waktu. Ini menurut Yusuf sesuai dengan kesepakatan antara guru dengan siswa.
"Jadi memang sudah ada kesepakatan kalau terlambat disuruh berdiri. Saat murid berdiri di belakang sang guru itu, ternyata sambil bercanda. Teman-temannya bilang kalau dia ngece-ngece," kata Yusuf.
Setelah itu AK menanyakan kepada sang murid kenapa bisa terlambat masuk? R diketahui menjawabnya dengan berbohong hingga membuat AK melakukan perbuatan di luar kontrol.
"Alasannya sang murid terlambat itu karena ponselnya tertinggal di ruang berbeda, tapi ketika diperiksa ternyata ponselnya ada di kantong sakunya," terangnya.
Sang guru lantas memiting kepala siswa berinisial R (17) tersebut. Saat peristiwa itu terjadi salah seorang siswa di kelas XI TKR itu merekamnya dengan kamera ponsel.
Terlihat dalam video berdurasi 30 detik yang viral di media sosial siswa laki-laki itu terlihat dipiting sang guru yang sedang duduk. Siswa yang memakai batik merah celana putih itu mencoba bertahan dan terlihat seperti tercekik.
Tampak pula sejumlah pelajar berdiri di samping guru itu seperti sedang mendapatkan hukuman. Semua siswa yang melihat kejadian itu hanya bisa terdiam. Guru yang memakai baju warna putih tersebut memarahi siswa itu dengan kata-kata tertentu yang direspons perekam video, "Astaghfirullah".
Yusuf memastikan apa yang dilakukan Guru AK tidak sampai membuat siswa berinisial R itu terluka secara fisik. Menurutnya ini sudah diklarifikasi terhadap kedua belah pihak, baik guru maupun murid yang didampingi orang tuanya dalam proses mediasi.
"Cuma kemarin itu terlalu berlebihan, dan sebenarnya tidak seperti nonjok itu. Itu hanya seolah-olah saja tapi tidak ada bekasnya. Artinya tidak ada luka fisik itu. Ini sudah dipastikan dalam mediasi kemarin," katanya.
Yusuf menyebutkan berdasarkan pengakuan sang guru yang bersangkutan tidak bermaksud memiting siswa itu, maksudnya hanya guyon, seolah-olah melakukan rukiah terhadap siswa tersebut.
"Jadi maunya (Guru) itu (bercanda) kayak model dirukiah. Karena kemarin sudah ditelusuri, katanya 'saya itu terbiasa kalau ada yang anu (melanggar/nakal) saya rukiah anak-anak itu'. Cuman kemarin agak berlebihan," ujar Yusuf.
(dpe/iwd)