Walkot Eri Pastikan Konflik Warga dengan Sekolah Petra Surabaya Selesai

Walkot Eri Pastikan Konflik Warga dengan Sekolah Petra Surabaya Selesai

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 05 Agu 2024 20:47 WIB
Eri Cahyadi saat mendatangi Sekolah Petra terkait konflik iuran keamanan dengan perwakilan RW di Manyar.
Eri Cahyadi saat mempertemukan perwakilan Sekolah Petra dengan Pengurus 3 RW di Manyar untuk mengakhiri konflik soal iuran keamanan. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Konflik antara sekolah Petra di Jalan Manyar Tirtoasri dengan 3 RW Komplek Perumahan Tompotika telah berakhir damai. Selesainya konflik ini usai Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumpulkan kedua belah pihak untuk mediasi.

Eri memastikan permasalahan antara sekolah Petra dengan warga sudah selesai. Dia meminta awak media untuk tidak menanyakan lagi.

"Bu RW umi saya, Pak Robert (Wadir Sarpras Petra) kakak saya, sudah selesai semuanya, sudah clear dan mulai besok jangan ada lagi wartawan datang ke rumah umi tanya ada masalah atau tidak dan jangan tanya ke Petra karena jawaban beliau sama clear dan selesai!" Kata Eri ditemui detikJatim, Senin (5/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dengan iuran keamanan yang menjadi akar permasalahan, Eri memastikan sudah tidak ada. Artinya, sekolah Petra tidak lagi membayar iuran senilai Rp 32 juta ke bendahara keamanan RW, diganti dengan penyaluran CSR untuk pembersihan lingkungan sekitar, serta bantuan keamanan.

"Iuran itu digunakan untuk membersihkan enceng gondok (lingkungan) dan macam-macam. Tapi agar tidak menimbulkan fitnah lagi, maka semuanya itu akan dilakukan langsung oleh Petra (CSR) dan tidak dilakukan oleh RW," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Eri mengatakan, ketika dia berbicara dengan perwakilan RW Perumahan Tompotika dan sekolah Petra terjadi kesalahan maksud. Di mana sekolah Petra hanya membayar iuran Rp 32 juta kepada bendahara keamanan, bukan kepada masing-masing RW di Perumahan Tompotika.

"Makanya Pak Robert saya ajak ke sini ketemu. Tapi Alhamdulillah sudah selesai, teman-teman sampaikan tidak ada lagi Surabaya yang seperti itu, salah penafsiran yang katanya RW-nya minta uang. Tapi dengan kesepakatan itu tidak ada lagi yang diberikan ke RW tapi Petra sendiri yang melakukan," jelasnya.

Eri menyebutkan bahwa pihak RW hanya meminta untuk tidak membuat macet di Perumahan Tompotika. Kemudian kesepakatannya sekolah Petra mau membantu CSR pembersihan lingkungan.

"Karena apa? Sebagai tanda terima kasihnya Petra berada di sini. Kedua, Petra juga menjaminkan dengan Pemkot juga tidak ada lagi kemacetan. Bagaimana warga sini merasakan anak-anaknya keluar dari rumah juga nyaman, aman, tidak ada kemacetan yang terjadi. Karena di Tompotika ada 8 pintu yang nanti ada sekuriti-sekuriti Petra menjaga di 8 pintu itu untuk mengatur kemacetannya," pungkasnya.




(dpe/iwd)


Hide Ads