Konflik antara sekolah Petra di Jalan Manyar Tirtoasri dengan 3 RW Komplek Perumahan Tompotika masih menjadi buah bibi masyarakat. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengumpulkan kedua belah pihak untuk dimediasi.
Eri terlebih dulu mendatangi rumah Ketua RW IV Menur Pumpungan, Lilik Aljufri Hasan membahas masalah itu bersama dengan Ketua RW V Manyar Sabrangan, Ketua RW VII Klampis Ngasem, Jubir ketiga RW Perumahan Tompotika, juga bendahara keamanan.
Sejumlah dinas terkait juga datang untuk turut serta memediasi kedua pihak. Yakni dari Dispendik dan Dishub Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah mendengarkan permasalahan versi warga, Eri menuju ke SMAK Petra 2 Surabaya didampingi kepala dinas terkait untuk mengetahui cerita versi sekolah.
Selanjutnya, dia mengajak perwakilan pihak sekolah Petra ke rumah Ketua RW IV untuk mediasi bersama secara tertutup yang berlangsung selama 1 jam.
Setelah itu, sebagai Wali Kota Surabaya Eri menyatakan permintaan maaf atas ramainya permasalahan antara pihak sekolah Petra dengan 3 RW di Perumahan Tompotika.
"Jadi saya minta maaf kepada warga. Saya mohon maaf kepada Petra, kepada RW yang kejadian ini sempat menjadi tidak bagus," kata Eri saat ditemui detikJatim di rumah Ketua RW IV, Senin (5/8/2024).
"Saya juga merasa, bukan saya sendiri, kemarin ada Pak Wawali ke sini ingin menyelesaikan masalah, tapi ada yang masuk dan ingin goreng dan menimbulkan kegaduhan. Saya minta maaf. Karena ditumpangi, saya dan Pak Wawali sama-sama ingin membantu warga menyelesaikan masalah. Tapi semua itu sudah selesai hari ini," tambahnya.
Eri menjelaskan, kesimpulan dari mediasi yang dilakukan, pihak RW tidak ingin ada fitnah. Di mana saat uang iuran yang masuk sebenarnya untuk kegiatan dan fasum wilayah Tompotika dan sebelumnya bekerja sama dengan sekolah Petra.
Usai permasalahan ini, ketiga RW tidak lagi menarik iuran kepada sekolah Petra. Sejak bulan Maret 2024, sekolah Petra tidak membayar iuran setelah ada kenaikan dari Rp 32 juta menjadi Rp 35 juta untuk menaikkan gaji satpam dari Rp 2,7 juta menjadi Rp 3 juta.
"RW menyampaikan 'wis sudah pak, agar tidak ada fitnah, saya tidak mau menerima apa pun'," ujarnya.
Sedangkan pihak sekolah Petra, lanjut Eri, meskipun RW sudah tidak menerima apa pun, namun Petra berjanji akan menyelesaikan fasum yang akan menjadi tanggung jawabnya.
"Yang dulu uangnya dititipkan ke RW, sekarang langsung dipegang Petra, langsung didandani sama Petra. Contoh enceng gondok yang ada di sungai depan, selama ini dikerjakan oleh RW sekarang dikerjakan oleh Petra. Itu ketemu. Yang diberikan Petra selama ini yang dilakukan warga. Tapi kan keliru ngomongnya," pungkasnya.
(dpe/iwd)