Asisten Deputi Kemensesneg Tinjau Jembatan Kedungpeluk yang Ambruk

Asisten Deputi Kemensesneg Tinjau Jembatan Kedungpeluk yang Ambruk

Suparno - detikJatim
Kamis, 01 Agu 2024 02:01 WIB
Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensekneg meninjau Jembatan Kedungpeluk Sidoarjo yang ambruk.
Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensekneg meninjau Jembatan Kedungpeluk Sidoarjo yang ambruk. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Ambruknya jembatan Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo menjadi perhatian Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kementerian Sekretaris Negara (Kemensesneg), Jaswan Boris Muda Harahap. Dia datang meninjau jembatan tersebut.

Jaswan datang meninjau jembatan Kedungpeluk yang ambruk pada Rabu (31/7/2024) siang. Di lokasi jembatan ambruk itu dia mendapat penjelasan dari Kepala Dinas PU BMSDA Sidoarjo Dwi Eko Saptono.

Kepada Jaswan Dwi Eko menginformasikan tentang usia jembatan dan kronologi ambruknya jembatan yang terjadi pada Selasa (16/7). Ia juga tampak berdialog dengan Kepala Desa Kedungpeluk M Madenan serta warga setempat dan terlihat serius mendengarkan aspirasi dan keluhan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jembatan ini sangat vital bagi warga karena merupakan akses satu-satunya masuk dan ke luar desa," kata Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kementerian Sekretaris Negara, Jaswan Boris Muda Harahap di jembatan Kedungpeluk, Rabu (31/7/2024).

Jaswan juga mendapatkan informasi bahwa mayoritas penduduk Warga Desa Kedungpeluk bekerja di bidang perikanan yang sangat memerlukan akses jembatan itu untuk mengirimkan hasil budidaya itu ke berbagai tempat, termasuk ekspor.

ADVERTISEMENT
Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensekneg meninjau Jembatan Kedungpeluk Sidoarjo yang ambruk.Asisten Deputi Pengaduan Masyarakat Kemensekneg meninjau Jembatan Kedungpeluk Sidoarjo yang ambruk. (Foto: Suparno/detikJatim)

"Maka jembatan ini harus sesegera mungkin dibangun untuk alur distribusi hasil tambak," jelasnya.

Dia pun mengapresiasi warga yang berinisiatif untuk membangun jembatan darurat secara swadaya. Sebaliknya, dia mendesak Pemkab Sidoarjo agar segera membangun jembatan bailey pekan ini.

"Jembatan darurat yang dibangun warga belum ada ukuran kekuatan sehingga berat kendaraan yang melintas harus dibatasi. Kalau jembatan bailey bisa menyangga berat hingga 2 ton lebih," imbuh Jaswan Boris.

Dwi Eko Saptono selaku Kepala Dinas PU BMSDA Sioarjo menjelaskan kendala pembuatan jembatan bailey yang hingga saat ini belum terlaksana. Alasannya hingga pekan kedua setelah jembatan itu ambruk, kerangka jembatan bailey masih berada di Sumenep.

"Hari Kamis besok rangka jembatan Bailey dari Sumenep datang dan langsung akan dirangkai. Kalau untuk jembatan permanen akan segera dilelang. Estimasi biayanya sekitar Rp 2,5 miliar," kata Eko.




(dpe/iwd)


Hide Ads