.webp)
Viral di media sosial konflik antara perwakilan RW di Manyar, Surabaya dengan pengelola kompleks Sekolah Petra yang sempat dimediasi Wakil Wali Kota Surabaya Armuji. Dishub Surabaya menegaskan, akar masalah konflik itu bukanlah kemacetan.
Kabid Lalu Lintas Dishub Surabaya Irwan Andeksa mengatakan bahwa faktor utama permasalahan antara RW Manyar dengan Petra adalah tidak adanya kesepakatan iuran keamanan dari RW yang harus dibayarkan oleh Sekolah Petra.
"Kemacetan dilihat sampai sekarang ini bukan masalah utama. Ya memang kalau kedatangan dan kepulangan ada drop off, berdampak tapi tidak sampai panjang ke mana-mana," ujar Irwan saat dihubungi detikJatim, Rabu (31/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebenarnya intinya di iuran warga yang menjadi masalah. Mungkin belum ketemu. Karena sekolah Petra disidak Wawali IMB keluar tahun 1979, memang sudah lama juga. Intinya belum ketemu terkait iuran, kontribusi Petra ke RW jumlahnya belum ketemu. Belum sepakat intinya," katanya.
Irwan menjelaskan pihaknya sudah beberapa kali diundang rapat di Komisi C DPRD Surabaya untuk membahas konflik tersebut. Berdasarkan data, jalan yang disebut warga merupakan milik warga itu sudah diserahkan ke Pemkot Surabaya sebagai fasilitas umum.
Terkait macetnya sendiri, Irwan mengaku memang sempat dipermasalahkan oleh warga, namun kemacetan itu menurutnya tidak sampai berlangsung setiap saat sepanjang hari.
"Memang yang dikeluhkan ada kemacetan, tapi setelah diamati namanya sekolah pas pagi ada orang nganter dan antre. Ga sampai macet yang gimana. Apalagi saat tahun ajaran baru, biasanya agak padat, karena murid baru orang tua ingin antar," jelasnya.
Soal jalan akses ke sekolah ditutup dan terjadi kemacetan, pihaknya telah mengirim petugas untuk membantu mengatur lalu lintas. Pengaturan lalu lintas itu berdasarkan inisiatif Dishub.
"Kemarin dan hari ini nggak mengatur lalin. Cuman kapan hari saja ada 2 hari kirim petugas. Kondisional. Kalau ada kepadatan kami bantu. Inisiatif kami, kadang laporan, kadang diberi tahu kelurahan, RW juga," pungkasnya.
(dpe/iwd)
