Penjelasan Armuji Soal Ribut Warga dengan Sekolah Petra Surabaya

Penjelasan Armuji Soal Ribut Warga dengan Sekolah Petra Surabaya

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 31 Jul 2024 18:43 WIB
Lokasi sekolah Petra di Jalan Manyar yang sedang berstigang dengan pengurus RW setempat soal iuran keamanan.
Lokasi sekolah Petra di Jalan Manyar yang sedang bersitegang dengan pengurus RW setempat soal iuran keamanan. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Viral video Wakil Wali Kota Surabaya Armuji sidak di kompleks SMP Kristen Petra 2 dan SMA Kristen Petra 2, di Jalan Raya Manyar Tirtosari untuk memediasi konflik yang terjadi antara warga setempat dengan pihak sekolah Petra. Pria yang akrab disapa Cak Ji itu menjelaskan duduk perkaranya.

Unggahan video viral itu diunggah di akun TikTok@cakj1. Dalam perbincangan di video, konflik yang terjadi antara warga dengan sekolah itu berpusat pada iuran keamanan yang diminta warga dan tidak dibayarkan oleh pihak sekolah.

Armuji menjelaskan sebelum sidak dia memang sudah mendapat aduan dari sekolah Petra terkait RW di tempat sekolah itu berdiri menaikkan iuran keamanan secara sepihak dengan alasan sekolah yang dikelola Petra dianggap memakai jalan warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Padahal itu jalan pemkot sudah diserahkan tahun 70 sekian itu sudah milik pemkot. Begitu Petra tahu jalannya sudah jadi fasilitas umum, dari awalnya (iuran) Rp 25 juta naik Rp 32 juta, itu Petra masih mau bayar. Terus dinaikin lagi jadi Rp 35 juta, itu Petra nggak mau. Keberatan," ujar Armuji kepada detikJatim, Rabu (31/7/2024).

"Rp 35 juta itu kali 4 (RW) loh, jadi seratus juta sekian per bulan untuk gaji satpam. Lah satpam dihitung seluruh komplek itu sekitar 25-30an. Akhirnya Petra audit, kalau satpamnya sekian sisa uangnya banyak, terus warga lain diasumsikan tidak bayar," katanya.

ADVERTISEMENT

Armuji mengatakan bahwa warga juga ditarik iuran sekitar Rp 150 ribu dan tempat usaha maksimal Rp 300 ribu. Lalu Petra mengadu ke DPRD Surabaya dan mendapat jawaban bila jalan di sekitar sekolah adalah jalan umum, bukan milik perorangan, RT, maupun RW, sehingga menjadi fasilitas umum.

"RW dimintai pertanggungjawaban tapi mereka nggak mau. Intinya walkout dia (dari DPRD), besoknya (Petra) ngadu ke tempat saya itu, terus saya sidak. Terungkap lah seperti yang ada di video, akhirnya geger, itu banyak loh uang Rp 32 juta itu cuma 1 RW. Itu banyak. Kali 4 (RW)," jelasnya.

Dari hasil mediasi yang dia lakukan, Armuji meminta warga mengembalikan iuran Rp 32 juta dan tidak dinaikkan jadi Rp 35 juta. Tapi Petra sudah membuat kajian melalui tim independen, mau iuran Rp 25 juta dan akhirnya tidak ada titik temu.

"Karena warga nggak mau kalau Rp 25 juta, alasannya macet, bising. Tapi saya ngomong, kalau iurannya cocok (Rp 35 juta) nggak macet, tapi kalau nggak cocok (Rp 25 juta) dikata macet. Kan lucu. Akhirnya kalau viral gini ada proses hukum, ke polisi atau gimana gitu," pungkasnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads