Daerah Kekeringan di Ponorogo Mulai Disuplai Air Bersih

Daerah Kekeringan di Ponorogo Mulai Disuplai Air Bersih

Charolin Pebrianti - detikJatim
Selasa, 30 Jul 2024 16:16 WIB
BPBD kirim air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan.
BPBD Ponorogo suplai air bersih ke sejumlah wilayah yang mengalami kekeringan. (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Warga di Lingkungan Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung akhirnya lega. Air bersih mulai dikirimkan oleh BPBD Ponorogo.

Kiriman air bersih itu bak oase bagi 33 warga yang tinggal di lingkungan itu. Sudah 3 bulan terakhir warga di lingkungan itu kesulitan air bersih.

"Kita kirim satu tangki air, isi 6 ribu liter. Biasanya ini cukup untuk seminggu," tutur Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Agung Prasetyo kepada wartawan, Selasa (30/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, selain di Desa Sidoharjo ini juga ada 13 titik lain yang mulai kekeringan. Pihaknya berbagi waktu dan tenaga untuk mengirim air ke sejumlah wilayah di Ponorogo.

Berdasarkan prakiraan cuaca, puncak kekeringan di Ponorogo diperkirakan terjadi pada Agustus hingga September.

ADVERTISEMENT

"Sebagian wilayah ini masih ada sumber air, namun hanya mengalami surut dan pendangkalan," ungkap Agung.

Sementara, ketua RT setempat, Nurhadi mengaku bersyukur sudah ada kiriman air dari BPBD Ponorogo. Sebelumnya warga terpaksa mengambil air dari sungai untuk kebutuhan sehari-hari.

Padahal air yang berasal dari sungai cenderung keruh dan mengandung banyak zat kapur. Sehingga perlu kolam untuk mengendapkan zat kapur dan kotoran dari air sungai.

"Air yang ada di sumur atau pun sungai mulai habis. Warga akhirnya gantian mengambil air, tapi tetap tidak mencukupi," ujar Nurhadi.

Menurutnya, warga tidak mampu jika harus membeli air isi ulang kemasan. Pasalnya, satu galon biasanya seharga Rp 7 ribu. Warga merasa keberatan, karena mereka hanya bekerja sebagai buruh petik daun kayu putih.

"Disini semua kerjanya sebagai buruh petik daun, kalau harus beli air Rp 7 ribu per galon kan tidak mampu, keberatan," pungkas Nurhadi.




(dpe/fat)


Hide Ads