Warga Andalkan Air Sungai Dampak Kekeringan di Ponorogo

Warga Andalkan Air Sungai Dampak Kekeringan di Ponorogo

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 29 Jul 2024 10:34 WIB
Warga Andalkan Air Sungai dampak kekeringan di ponorogo
Warga mengambil air sungai (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Tiap musim kemarau, warga Ponorogo, selalu kesulitan air. Bahkan warga Lingkungan Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung, mengandalkan air sungai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Lantaran, satu-satunya sumber air dari sumur galian saat musim kemarau tidak mengeluarkan air. Di lingkungan ini ada 13 kepala keluarga (KK). Mereka sehari-hari bekerja sebagai buruh petik daun minyak kayu putih.

"Di sini total ada 33 jiwa, kekeringan ini sudah berlangsung selama 3 bulan terakhir," tutur salah satu warga Marten kepada wartawan, Senin (29/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marten menerangkan satu-satunya sumur yang bisa digunakan warga berjarak sekitar 100 meter, kini kedalamannya mencapai 10 meter. Bahkan pompa air tidak mampu menyedot air karena terlalu dalam.

"Akhirnya warga gantian pakai pompa air manual, ditarik gitu. Itu pun gantian tidak bisa terus menerus ambil air karena yang lain kan butuh," terang Marten.

ADVERTISEMENT

Alhasil, sebagian warga biasanya menggunakan air sungai untuk mandi, mencuci pakaian bahkan memasak. Namun, air sungai yang mereka ambil tidak serta merta bisa langsung digunakan karena mengandung zat kapur.

"Jadi setelah diambil biasanya diendapkan. Itu pun membutuhkan waktu sekitar seminggu. Baru bisa dimasak,"ujar Marten.

Menurutnya, air sungai pun tidak setiap hari mengalir. Seringkali air sungai kering karena digunakan untuk mengairi sawah oleh warga. Untuk menjernihkan air sungai, biasanya warga membuat kolam sementara untuk pengendapan.

"Kalau tidak ada air ya tidak mandi, cuci muka saja," tukas Marten.

Warga yang tinggal di kawasan hutan milik Perhutani petak 40b, BKPH Sukun RPH Sukun ini juga mengandalkan air kiriman dari BPBD.

Sementara warga lain, Kasdi mengaku hal serupa. Bahkan Kasdi juga mengambil air yang sama untuk minum hewan ternaknya. Meski harus bolak balik memanggul jirigen berisi 10 liter air.

"Bolak balik ambilnya, bawa jirigen 10 liter itu. Jaraknya sekitar 300 meter," ungkap Kasdi.

Sementara Ketua RT, Nurhadi mengaku sudah berkirim surat permintaan dropping air bersih ke BPBD Ponorogo. Sejak akhir bulan Juni lalu, warga mengeluhkan kekurangan air bersih.

"Upaya untuk mencari titik sumber air bersih pun sudah dilakukan. Tapi susah karena disini kawasan perbukitan batu," tegas Nurhadi.

Sedangkan jika membeli air bersih isi ulang, warga kesulitan. Karena terbentur dengan ekonomi.

"Jadi warga mengandalkan air sungai, tapi juga bantuan air bersih dari donatur atau BPBD," pungkasnya.




(hil/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads