Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyampaikan soal serangan elite PKB yang dikeluhkan para peserta pleno hari ini. Dia sebutkan bahwa para elite PKB dikeluhkan telah menyepelekan dan merendahkan PBNU.
Para peserta pleno mengusulkan adanya keputusan tentang hubungan dengan PKB. Dia paparkan prinsip dasar hubungan NU dengan PKB. Dia akui kedua entitas itu memang memiliki hubungan secara historis, irisan konstitusi, juga hubungan teologi dan sebagainya.
Gus Yahya pun menegaskan bahwa NU dan PKB tidak selalu kongruen atau bisa disamakan. Karena menurutnya warga NU yang menjadi konstituen PKB tidak sampai 20%. Banyak warga NU yang juga merupakan konstituen partai lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebab itulah NU juga harus memikirkan hubungannya dengan semua kekuatan partai politik di Tanah Air, tidak hanya dengan PKB saja. Namun, prinsip PBNU ini yang kemudian memicu sentimen negatif dari para elite PKB hingga melakukan serangan.
"Bahwa kemudian ini menimbulkan semacam sentimen negatif dari sejumlah elite PKB sehingga mereka sampai menyerang PBNU dengan berbagai macam serangan yang sangat tajam, nah ini menjadi persoalan bagi PBNU. Karena ini soal lembaga yang katakanlah disepelekan, direndahkan dan sebagainya, sehingga PBNU secara kelembagaan perlu mengambil sikap dan mungkin mengambil sejumlah langkah-langkah terkait hal ini," kata Gus Yahya dalam konferensi pers hasil rapat Pleno PBNU di Jakarta dilihat detikJatim dalam siaran YouTube TVNU, Minggu (28/7/2024).
Gus Yahya menyebutkan bahwa sikap dan langkah yang diambil NU itu merupakan keputusan tambahan yang dibahas dalam Pleno PBNU hari ini. Dia paparkan bahwa PBNU enggan mengambil langkah yang terlalu tergesa-gesa dalam menyikapi hal tersebut.
"Untuk mencari jalan kami tidak ingin membuat langkah tergesa-gesa terkait ini, maka kemudian pleno memberikan mandat kepada 2 orang. Yang pertama kepada Kiai Anwar Iskandar, Wakil Rais Aam, dan bapak Amin Said Husni Wakil Ketua Umum untuk mendalami masalah ini dan kemudian memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada PBNU mengenai langkah yang harus diambil," ujarnya.
Kiai Anwar Iskandar dipilih mendapatkan mandat karena saat ini merupakan satu-satunya anggota Tim Lima yang dibentuk untuk mendirikan PKB di era reformasi. Sedangkan Kiai Amin Said Husni adalah wakil Sekjen PKB pertama sekaligus anggota asistensi Tim Lima untuk mempersiapkan berdirinya PKB.
Pernyataan Gus Yahya itu berkaitan dengan usulan Sekjen PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul tentang pembentukan tim lima atau panitia khusus (pansus) yang bertugas meluruskan sejarah karena ada upaya elite PKB menjauhkan PKB dari struktural NU, juga untuk merebut kembali PKB yang dibentuk PBNU.
Gus Ipul dalam keterangan tertulis Jumat (26/7) menyatakan bahwa tim lima yang akan dibentuk akan menyerupai tim lima pada awal reformasi yang dibentuk PBNU untuk mendirikan PKB.
Mengenai usulan Pansus atau Tim Lima yang diusulkan Gus Ipul itu, Gus Yahya juga memberikan klarifikasi bahwa bukan itu langkah yang akan diambil oleh PBNU dalam menyikapi apa yang dia sebut sebagai serangan para elite PKB yang menyepelekan dan merendahkan PBNU.
"Pertama saya perlu klarifikasi ya, Pansus itu kan usulannya Sekjen. Keputusannya bukan membentuk pansus, bukan. Lalu siapa yang mengusulkan pansus, kalau disebutkan semua nggak selesai sampai nanti malam. Anda bisa pahami lah, PBNU diserang seperti itu pasti semua ingin bereaksi. Nah yang diputuskan (dalam rapat pleno) itu adalah mandat kepada Kiai Anwar Iskandar dan Kiai Amin Said Husni untuk mendalami masalah ini kemudian memberikan rekomendasi-rekomendasi kepada PBNU mengenai langkah apa yang harus diambil. Itu keputusannya," tegas Gus Yahya.
(dpe/iwd)