Sederet Fakta 5 Tokoh NU Diberhentikan Usai Bertemu Presiden Israel

Sederet Fakta 5 Tokoh NU Diberhentikan Usai Bertemu Presiden Israel

Irma Budiarti - detikJatim
Sabtu, 20 Jul 2024 10:45 WIB
Ketua PBNU Gus Fahrur ditemui di Masjid Al Akbar Surabaya.
Ketua PBNU Gus Fahrur ditemui di Masjid Al Akbar Surabaya. Foto: Faiq Azmi/detikJatim
Surabaya -

Lima tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) menuai kontroversi usai bertemu Presiden Israel Isaac Herzog. Pertemuan itu berujung pemberhentian kelima tokoh muda NU tersebut.

Pemberhentian itu sejalan dengan komitmen NU mendukung kemerdekaan Palestina. Bagi NU, tidak ada keraguan dan tidak ada perubahan untuk dukungan kemerdekaan Palestina.

Berikut sederet fakta lima tokoh NU diberhentikan usai bertemu Presiden Israel:

1. Lima Tokoh NU yang Bertemu Presiden Israel

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) mengatakan, kelima tokoh muda NU itu adalah Zainul Maarif dan Munawir Aziz. Lalu, Sukron Makmun, Nurul Bahrul Ulum, dan Izza Annafisah Dania.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mereka itu pengurus banom-banom (badan otonomo)," kata Gus Fahrur di Masjid Al Akbar Surabaya usai menghadiri Kajian Tafsir Al-Jailani Bersama Syekh Muhammad Fadhil Al-Jailani, Jumat (19/7/2024).

2. PBNU Berhentikan Lima Nahdliyin Itu

Gus Fahrur menegaskan kelima Nahdliyin itu sudah diberhentikan. Banom NU juga sudah diminta mengeluarkan instruksi pemberhentian kelima tokoh muda NU yang bertemu Presiden Israel itu.

ADVERTISEMENT

"Oh sudah diberhentikan, kan sudah dinyatakan diberhentikan. Dan, banom-banom sudah disuruh mengeluarkan instruksi berhenti atau diberhentikan," kata Gus Fahrur.

"PWNU DKI Jakarta kan sudah menyatakan pemberhentian ke tokoh itu. Jadi, pemberhentian ini berlaku untuk kelima orang itu, dan sudah diberhentikan," tambahnya.

3. Hukuman untuk Kelima Tokoh NU Itu

Gus Fahrur menegaskan kelima tokoh Nahdliyin tersebut diberhentikan suka atau tidak suka. Pasalnya, mereka berlima sudah tidak memiliki empati atas kejadian di Palestina.

"Yang memang saya tahu, yang DKI Jakarta sudah menyatakan pengumuman pemberhentian. Tapi, intinya harus berhenti suka atau tidak suka. Karena itu hukuman," tegasnya.

4. PBNU Tegas Dukung Palestina

Menurut Gus Fahrur, pemberhentian itu merupakan bentuk dukungan terhadap Palestina. PBNU, katanya, secara tegas mendukung kemerdekaan Palestina.

"PBNU menunjukkan soliditas untuk mendukung Palestina, tidak ada keraguan dan tidak berubah bahwa kita mendukung penuh kemerdekaan Palestina," ungkap Gus Fahrur.

5. Komitmen PBNU Dukung Kemerdekaan Palestina

Pengasuh Ponpes An-Nur 1 Bululawang Malang ini menegaskan, komitmen PBNU mendukung kemerdekaan Palestina. Dan, pemberhentian lima tokoh Nahdliyin itu merupakan salah satu komitmen PBNU yang tetap mendukung Palestina.

"Dikira kita main-main, kita betul-betul berdiri mendukung kemerdekaan Palestina, dan ini jadi pelajaran supaya yang lain tidak begitu. Urusan ke luar negeri itu urusan besar dan harus sesuai koordinasi serta sepengetahuan PBNU," tandasnya.

6. Muncul Foto Lama Gusdur dan Gus Yahya ke Israel

Usai pertemuan lima Nahdliyin dengan Presiden Israel, muncul foto-foto yang memperlihatkan pertemuan Gus Yahya dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Foto itu diambil tahun 2018 lalu. Juga ada foto lawatan mendiang Gus Dur ke Israel di masa kepemimpinannya dulu.

7. PBNU Tegaskan Berbeda Konteks Pertemuan

Gus Fahrur menegaskan konteks pertemuan Gus Yahya kala itu, juga Gus Dur, berbeda dengan apa yang dilakukan lima tokoh muda Nahdliyin yang bertemu Presiden Israel.

"Itu dalam konteks yang berbeda (pertemuan Gus Yahya dengan Netanyahu) dan situasi yang berbeda ya. Gus Dur juga. Jadi ada hal yang tidak bisa disamakan," tegasnya.

Gus Fahrur menyatakan banyak orang hanya melihat dari satu sisi pertemuan Gus Yahya dengan PM Israel kala itu. Demikian halnya yang terjadi saat Gus Dur berkunjung ke Israel.

"Semisalnya Gus Dur. Gus Dur dulu ketemu mereka dan ketemu Yasser Arafat, tapi orang melihatnya kan sepihak. Situasinya saat itu berbeda, dan betul-betul yang ditemui Gus Dur adalah orang Israel yang ingin perdamaian, yang ingin kemerdekaan untuk Palestina," jelasnya.

"Kan ada orang Israel yang ingin mengakui dan tidak mengakui Palestina. Yang ditemui Gus Dur itu yang moderat dan Yasser Arafat, dan Gus Yahya juga begitu," tambahnya.

8. Gus Dur dan Gus Yahya Bawa Misi Kemanusian

Menurut Gus Fahrur, pertemuan yang dilakukan Gus Yahya pada 2018 silam sudah terukur dan membawa misi kemanusiaan. Jadi ada target-target yang sudah terukur dan dikoordinasikan sebelumnya

"Dan, situasinya berbeda saat ini. Kalau sekarang ini genosida dan dunia sudah marah betul ini. Dan, ada ketidakpekaan (yang dilakukan lima tokoh Nahdliyin) atas situasi yang ada. Beda konteks dan beda kondisi yang melakukan pelanggaran ini," jelasnya.




(irb/fat)


Hide Ads