.webp)
Ribuan orang tua siswa SD dan SMP di Surabaya menjalani orientasi melalui luar jaringan (luring) maupun dalam jaringan (daring). Wali Kota Eri Cahyadi memberikan masukan dan meminta orang tua agar tidak memaksa anak.
"Bentuk karakter anak jangan menjadi karakter persaingan, jangan bentuk karakter untuk saling permusuhan, tapi bagaimana membentuk karakter saling membantu," kata Eri di SMP Kristen YPBK 1 Surabaya, Sabtu (27/7/2024).
Salah satu hal penting pula yang ditekankan Eri yakni tidak memaksa anak harus sekolah negeri. Apalagi menghalalkan segala cara yang ternyata bisa berdampak buruk pada anak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendidikan di Surabaya baik buruknya tergantung dari orang tua, karena orang tua yang mencetak karakter anaknya," ujarnya.
Eri juga melakukan evaluasi, karena banyak orang tua di Surabaya menyepelekan kemampuan anak. Terlebih bila tidak diterima di SD maupun SMP negeri.
"Contoh, mau masuk SMP dari SD, semua orang tua bercita-cita selalu ingin masuk dalam negeri. Apa yang dilakukan ketika nilai ujian tidak cukup, jalur prestasi gak masuk, jalur zonasi tidak masuk. Anda bilang, akan dititipkan ke si A, si B, si C. Berarti kita merusak mental anak didik kita karena kita mengatakan ke mereka kalau gak masuk negeri kamu gak berhasil," jelasnya.
Ia pun minta kepada seluruh wali murid agar mengubah pola pikir. Seperti memberikan semangat kepada anak setiap kali gagal, agar mental anak tetap terjaga dan tidak merasa dirinya rendah.
"Bayangkan kalau nggak masuk negeri bilang, kamu adalah pejuang, yakin kalau ga masuk negeri, bukan karena bodoh dan nggak mampu, ini sistem. Yakin lah kamu terbaik dalam keluarga dan akan berhasil dengan doa orang tua. Anak-anak kita pasti bangkit," pungkasnya.
(abq/fat)
