Aliansi Masyarakat Pengawas Pilkada (AMPP) melaporkan enam pejabat Pemkab Mojokerto ke Bawaslu setempat. Keenamnya diduga melanggar netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN). Pemkab Mojokerto pun angkat bicara merespons tudingan tersebut.
Kepala Diskominfo Kabupaten Mojokerto Ardi Sepdianto mengatakan, dirinya telah menghadiri undangan klarifikasi dari Bawaslu pada Jumat (25/7/2024) siang hingga sore. Begitu pula Kadis Koperasi dan Usaha Mikro Kabupaten Mojokerto Abdulloh Muhtar.
"Kemarin (26/7) kami diklarifikasi Bawaslu Kabupaten Mojokerto terkait laporan itu. Kami hadir, sudah kami jawab semua pertanyaan sampai tuntas," terangnya kepada detikJatim, Sabtu (26/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ardi dilaporkan ke Bawaslu pada 20 Juli lalu karena tanggung jawabnya mengelola akun TikTok Diskominfo Kabupaten Mojokerto. Sebab, menurut AMPP Mojokerto, akun tersebut mengunggah kegiatan Bacabup Ikfina menghadiri pengajian umum pada 25 Juni dan 16 Juli 2024.
Ardi pun menepisnya. "Intinya kegiatan yang kami liput adalah kegiatan Bu Ikfina Fahmawati yang kapasitasnya sebagai Bupati Mojokerto. Karena saat itu, ada undangan resmi untuk bupati menghadiri pengajian itu," jelasnya.
Ardi lantas merespons kehadiran Camat Dawarblandong Akhmad Taufik di pengajian umum Dusun Jublangsari, Desa Simongagrok pada 15 Juli 2024. Menurutnya, ketika itu, Taufik mendampingi Ikfina yang diundang resmi sebagai Bupati Mojokerto.
"Maka kapasitas kehadiran beliau di lokasi acara selaku Bupati Mojokerto, bukan bakal calon bupati. Sedangkan camat mendampingi atasannya, yaitu ibu bupati," ungkapnya.
Begitu pula dengan Muhtar yang mendampingi Bupati Ikfina dalam peringatan Hari Koperasi ke-77 di pendapa kantor Kecamatan Jetis pada 13 Juli. Di momen tersebut, Muhtar dituding foto bersama Ikfina dan 4 orang lainnya dengan gestur yang identik dengan Idola Rakyat.
Idola adalah akronim dari pasangan bakal calon bupati dan wabup Ikfina dan Sya'dulloh Syarofi atau Gus Dulloh. Ardi menegaskan, Muhtar sebatas mengacungkan jempol dalam foto tersebut. Sedangkan Bupati Ikfina dan 4 orang lainnya mengacungkan 3 jari tanda metal.
"Lambang metal itu pertama keluar tahun 1970-an dipopulerkan grup band Black Sabbath. Ini gestur tangan yang umum, tidak bisa diklaim merujuk Idola Rakyat," tegasnya.
Tudingan tidak netral terhadap Camat Kutorejo Nuryadi dan istrinya, Melok Ribawati yang menjabat Kabag Pemerintahan Setda Kabupaten Mojokerto, menurut Ardi juga tidak benar. Sebab, dalam acara di kolam pancing Desa Karangasem pada 11 Juli 2024, Nuryadi dan Melok mendampingi Ikfina selaku Bupati Mojokerto.
"Bupati hadir karena diundang para kades acara syukuran setelah menerima SK perpanjangan masa jabatan. Sedangkan camat dan istrinya mendampingi bupati. Jadi, muatannya syukuran, tidak ada muatan yang lain," cetusnya.
Sedangkan Camat Trowulan Mujiono dituding oleh AMPP Mojokerto mendampingi bakal calon wakil bupati, Gus Dulloh dalam acara khotmil Qur'an dan santunan anak yatim bersama Fatayat NU di balai Desa Temon pada 14 Juli 2024. Lagi-lagi Ardi menepisnya.
Sebab menurutnya, pengajian tersebut rutin digelar oleh Fatauat MWC NU Trowulan. Ketika itu seperti biasa, Mujiono diundang selaku salah satu unsur Forkopimca Trowulan.
"Camat Trowulan itu sebagai salah satu pejabat yang diundang. Saat di lokasi, dia baru tahu kalau yang diundang sebagai pembicara adalah Gus Dulloh. Jadi, acara itu bukan diselenggarakan Idola Rakyat," tandasnya.
(hil/fat)