Bu Nunuk Tak Ada Riwayat Penyakit, Hanya Dehidrasi Saat Lempar Jumrah

Bu Nunuk Tak Ada Riwayat Penyakit, Hanya Dehidrasi Saat Lempar Jumrah

Esti Widiyana - detikJatim
Rabu, 24 Jul 2024 17:21 WIB
Anak dan menantu Bu Nunuk, pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya yang meninggal di Tanah Suci.
Bu Nunuk semasa hidup (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Pemilik kedai STMJ legendaris di Surabaya, Bu Nunuk atau nama asli Nunuk Widayanti (53) wafat saat melakukan ibadah haji furoda pada 16 Juni 2024. Almarhumah sempat hilang selama 5 hari sebelum akhirnya ditemukan meninggal dunia.

Sang anak, Rizaldi Santoso (29) menyebut ibunya tidak nemiliki riwayat penyakit. Artinya, selama hidup Bu Nunuk selalu sehat tidak memiliki penyakit berisiko.

"Nggak ada riwayat sakit mama, sehat semua," kata Rizaldi saat ditemui detikJatim di Kedai Bu Nunuk Jalan Ngagel Jaya Selatan, Rabu (24/7/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun saat melempar jumrah, tambah Rizaldi, ibunya dehidrasi. Bahkan bicaranya melantur. Hal itu diungkapkan ayahnya saat mendampingi Bu Nunuk.

"Hilangnya kata ayah sudah dehidrasi parah, sudah nggak stabil, ngomongnya ngaco. Mama lempar jumroh bilang nggak kuat ngajak ayah mundur. Ayah minta lempar jumroh dulu baru mundur, setelah lempar jumroh, ibu ditoleh sudah nggak ada di sebelahnya. Entah jatuh pingsan, ayah noleh mau dikejar nggak bisa karena melawan arus," ceritanya panjang lebar.

ADVERTISEMENT

Dia menambahkan saat lempar jumrah pada 16 Juni, Bu Nunuk terpisah dari sang suami dan hilang. Pihak travel dan keluarga Bu Nunuk yang sedang berhaji ikut membantu pencarian.

Saat pencarian beberapa hari, data Bu Nunuk ditemukan meninggal terdata tanggal 21 Juni di RS forensik Arab Saudi. Bu Nunuk sudah dinyatakan wafat pada 16 Juni 2024 dan langsung dimakamkan.

Meski begitu, baik Rizaldi atau keluarga tidak mengetahui apakah Bu Nunuk sempat mendapat perawatan atau tidak saat sakit.

"Karena waktu meninggalnya sama dengan hilang tanggal 16 Juni. Hilang dan meninggalnya (Tanggalnya) sama," ujarnya.

Sebelumnya, anak dan menantu Bu Nunuk merasa curiga saat kedua orangtuanya berangkat haji dari Bandara Juanda pada Sabtu, 17 Mei 2024 tidak memakai seragam layaknya jemaah haji lainnya.

Saat itu alasan pihak travel karena bukan dari pemerintah langsung, sehingga seragamnya berbeda. Kemudian rombongan dari travel berangkat dari Surabaya dengan 10 orang menuju Jakarta untuk transit.

Lalu terbang ke Riyadh Arab Saudi. Selanjutnya melanjutkan perjalanan dengan kereta api hingga tiba di tujuan.

"Kecurigaan kita nggak pakai baju haji seperti umumnya jemaah haji. Biasanya di bandara pakai, itu ga pakai. Katanya furoda bukan dari pemerintah. Lalu sampai sana (Arab Saudi) 19 Mei. Selama di sana sering telepon seperti banyak razia, dikejar-kejar polisi Arab Saudi. Karena dari visa bukan visa haji, tapi kunjungan pribadi," jelasnya.

"Karena kendala visa jadi kejar-kejaran. Keluar hotel banyak polisi, kalau ketangkep dideportasi," tambahnya.




(esw/fat)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikjatim


Hide Ads