Miris, Siswa SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Belajar di Bangunan Reyot

Miris, Siswa SDN 2 Karangpatihan Ponorogo Belajar di Bangunan Reyot

Charolin Pebrianti - detikJatim
Senin, 22 Jul 2024 16:01 WIB
sekolah rusak di ponorogo
Kondisi salah satu ruang kelas di SDN 2 Karangpatihan (Foto: Charolin Pebrianti)
Ponorogo -

Proses belajar mengajar 53 siswa SDN 2 Karangpatihan, Pulung, Bojonegoro, dipenuhi rasa khawatir. Itu karena bangunan sekolah mereka sudah reyot dan terancam ambruk sewaktu-waktu.

Dari pantauan detikjatim, yang bikin miris adalah kuda-kuda atap sekolah yang tampak doyong. Jika ada hujan angin, khawatir bisa ambruk sewaktu-waktu.

Salah satu siswa kelas 4, Kalista Putri Intan Aulia mengaku takut kejatuhan kayu saat belajar di dalam kelas. Apalagi ruangan kelasnya gelap meski siang hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya sempit. Takut kayunya mau roboh. Terus gelap. Khawatir kalau kejatuhan kayu pas belajar," ujar Kalista kepada wartawan, Senin (22/7/2024).

Sementara, Guru Kelas, Bambang Sutikno menambahkan kondisi kelas 1 berada di ruang bekas perpustakaan. Kelas 2 dan kelas 3 berada di kelas darurat dengan disekat. Kelas darurat ini adalah berdinding kalsiboard dan atap asbes.

ADVERTISEMENT

"Kelas 4 di ruangan yang atapnya rapuh. Kelas 5 bagian atap diberi penyangga. Dua kelas ini karena keterbatasan ruangan terpaksa belajar di ruang masing-masing," jelas Bambang.

Menurut Bambang, suasana kelas yang berada di kelas darurat saat kegiatan belajar mengajar berlangsung suaranya gaduh. Karena sekat ruangan tipis.

"Sekat-sekatnya tipis sehingga KBM gaduh jadi kurang nyaman," imbuh Bambang.

Kondisi gedung, lanjut Bambang, banyak plafon yang rapuh. Selain itu, dindingnya banyak yang retak. Suasana tidak nyaman pun juga terjadi di kelas darurat. Pasalnya, siang hari terasa panas karena atapnya asbes.

"Tahun 2023 dapat Dana Alokasi Umum (DAU) untuk perbaikan ruang guru dan kelas 6. Sisanya belum ada perbaikan. Harapannya segera ada perbaikan," tandas Bambang.

Sementara, Komite Sekolah, Ladi mengaku peminat siswa yang sekolah di sini sebenarnya lumayan banyak. Terbukti tahun ajaran baru ini, ada 11 murid baru. Tahun 2023 lalu ada 9 murid baru.

"Peminat masyarakat banyak, tapi melihat kondisi fisik sekolah yang mengkhawatirkan. Dan memikirkan keselamatan anak. Akhirnya wali murid dengan terpaksa sekolah ke yang lain," ungkap Ladi.

Menurut Ladi, pihak sekolah sudah mengupayakan meminta perbaikan ke Dinas Pendidikan. Dan juga sudah mengajukan proposal juga.

"Dana yang keluar, alokasi dana per unit, seperti renovasi atap. Harapannya yang direhab atau dibangun itu satu gedung, pertama ubah bentuk sekolah, banyak tempat rusak, kedua pondasi dan tembok rapuh, sehingga khawatir sekali,"pungkas Ladi.




(dpe/iwd)


Hide Ads