Puluhan SD negeri di Ponorogo kekurangan hingga tak mendapat satu pun murid. Dari data yang dihimpun detikJatim, ada 20an sekolah yang mengalami nasib pilu ini.
Data di Dinas Pendidikan Ponorogo menyebut, ada lima SDN di Ponorogo yang tak mendapat satu pun murid.
Sedangkan ada empat SD Negeri yang hanya mendapat satu siswa. Yakni SDN 4 Ngadirojo Kecamatan Sokoo, SDN 1 Kauman Kecamatan Kauman, SDN Sukosari Kecamatan Kauman, dam SDN 2 Nglumpang Kecamatan Mlarak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, juga ada sebanyak 11 SD Negeri yang hanya mampu mendapatkan dua orang siswa saja.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengaku telah memiliki langkah dalam mengatasi persoalan ini. Dalam waktu dekat, pihaknya akan mengundang kades, kasek, dinas pendidikan serta tokoh masyarakat setempat untuk mengatasi permasalahan kurangnya murid di SD negeri.
"Kita akan rembugan dulu seperti apa enaknya. Kita kaji dulu, kenapa minat ke SD kecil, apakah KB memang berhasil, apakah minat orang tua sekarang cenderung ke sekolah berbasis agama," papar Sugiri, Rabu (17/6/2024).
Pihaknya akan mencari jalan tengah terhadap kasus ini. Sebab, dalam tiga tahun terakhir, dia juga berusaha mewajibkan anak SD ada program mengaji dan hafal juz Amma.
"Bahkan tiga tahun sejak saya memimpin ada wisuda tahfidz, dari anak-anak SD," ungkap Sugiri.
Sedangkan wacana untuk regrouping sekolah, Giri takut dinilai negara tidak menghadirkan pendidikan di desa tersebut. Maka sekolahan akan dipertahankan meski ada 5 SD yang tidak mendapat murid. Serta ada 4 SD yang hanya mendapat 1 murid.
"Kalau kita menghambat perijinan (sekolah swasta) tidak bijak. Ijin kan sudah OSS, padahal kebutuhan. Kita juga sudah membangun TK-SD-SMP sejumlah 401 bangunan, kita kejar keinginan masyarakat," pungkas Giri.
Sementara itu, SDN 2 Nglumpang, Kecamatan Mlarak, Ponorogo cuma dapat satu siswa. Satu-satunya siswa tersebut bernama Aisyah Birin.
Pantauan detikJatim, Aisyah duduk sendirian di ruang kelas SDN 2 Nglumpang. Ia berada di kelas satu. Meski sendirian, Aisyah mengaku senang karena sudah masuk SD. Aisyah sendiri rumahnya dekat dengan sekolah, juga kakaknya berada di SD yang sama.
"Senang (meski) sendirian, banyak teman di luar kelas," tutur Aisyah kepada wartawan, Rabu (17/7/2024).
Sementara itu, guru kelas 1, Hermy Nurdyah mengaku baru pertama kali mengajar satu siswa di kelas satu. Biasanya, dia mengajar beberapa siswa.
"Kalau metode belajar jadinya private, karena cuma satu siswa," imbuh Hermy.
Menurutnya, jika belajar berkelompok biasanya dia harus bisa mengimbangi antara anak yang cepat belajar dan tidak. Kalau hanya ada satu siswa, belajarnya justru mudah karena private.
"Aisyah ini anaknya aktif dan mandiri, bisa menulis juga. Jadi lebih mudah," ungkap Hermy.
Sebelumnya, Plt Kasek SDN 2 Nglumpang, Kunindyo Basuki Raharjo mengatakan, lingkungan sekolahnya hanya terdiri dari satu dusun.
"Wilayah kami memang lingkungan satu dusun, kemudian TK mitra kami hanya meluluskan satu anak dan itu sudah masuk ke sekolah kita," kata Kunindyo.
Menurut Kunindyo, sekolahnya berhasil mencetak siswa berprestasi. Salah satunya, ada siswa yang berhasil kuliah di Singapura.
"Prestasi patut kita banggakan. Banyak alumni sukses belajarnya. Salah satu ada yang kuliah di Singapura. Insyaallah (lulusan) bisa bersaing," ungkap Kunindyo.
Pihaknya pun sudah memetakan tahun depan untuk mendapatkan murid baru. Caranya dengan bekerjasama pihak TK, perangkat desa dan tokoh masyarakat.
"Upaya kami meningkatkan lagi kerjasama dengan TK setempat dan perangkat desa serta tokoh masyarakat. Supaya adanya kesadaran masyarakat berminat menyekolahkan di sekolah kami," ujar Kunindyo.
(hil/irb)