Memasuki tahun ajaran baru, polisi di Bojonegoro blusukan ke sekolah. Di sekolah, polisi menggelar deklarasi antikekerasan dan melakukan penyuluhan tentang bahaya bullying. Salah satu sekolah di mana polisi blusukan adalah SMA negeri 2 di jalan Cokroaminoto Kota Bojonegoro.
Kegiatan ini dilakukan sebagai wujud kepedulian polisi terhadap fenomena yang akhir-akhir ini sering terjadi dan menjadi perhatian publik dan orang tua. Sehingga dapat dijadikan sarana untuk melakukan pendeteksian dan pencegahan sejak dini agar tidak ada kasus kekerasan dan perundungan di lingkungan pendidikan.
KBO Binmas Polres Bojonegoro Ipda Juhair mengatakan dalam penyuluhan ini, baik siswa dan guru diberikan materi terkait bullying. Di antaranya adalah apa dan bentuk bullying. Serta ada 6 kategori yakni, kontak fisik langsung misal tindakan memukul, mendorong menjambak, Kontak verbal langsung misal mengancam, mempermalukan, dan merendahkan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perilaku non verbal langsung misalnya melihat dengan sinis, menjulurkan lidah, merendahkan dan mengejek. Perilaku non verbal tidak langsung misalnya tindakan mendiamkan seseorang dan memanipulasi persahabatan dengan sengaja mengucilkan.
Cyber Bullying menyakiti seseorang melalui media elektronik atau media sosial. Pelecehan seksual misal tindakan pelecehan dikategorikan perilaku agresi fisik atau verbal
"Bahaya bullying khususnya budaya perploncoan pada masa orientasi dan kaderisasi saat kegiatan ekstrakurikuler sangat rawan terjadi bullying antara senior dan juniornya dan itu harus dicegah dan dihilangkan," jelas Juhair.
Sedangkan langkah-langkah menghadapi bullying di antaranya adalah tetap percaya diri, tingkatkan iman dan takwa kepada Tuhan YME, dan hadapi bullying dengan keberanian.
Simpan bukti bulying jika melihat pelaku bullying, jangan ragu segera laporkan kepada pihak yang berwajib. Berbaurlah dengan teman teman yang membuat percaya diri dan selalu berlaku berpikir positif.
"Jika terjadi bullying berdampak bagi kesehatan mental, maka segera carilah bantuan psikologi," tandas Juhair.
(abq/iwd)