Seekor macan tutul terlihat di Taman Nasional Baluran, Situbondo. Macan tutul itu tertangkap kamera pengendara mobil yang melintas di hutan pinggir jalan. Macan tutul jenis apakah penghuni Taman Nasional Baluran itu?
Taman Nasional Baluran dikenal sebagai 'Africa van Java' karena lanskap sabana yang luas dan beragam satwa liar penghuninya. Salah satu hewan yang menjadi perbincangan hangat belakangan ini adalah macan tutul.
Macan tutul memegang peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan. Akan dibahas lebih dalam soal macan tutul penghuni Taman Nasional Baluran, jenisnya, serta perilaku mereka, di artikel ini. Simak yuk!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Macan Tutul Penghuni Taman Nasional Baluran
Populasi Macan Tutul di Pulau Jawa
Populasi Macan tutul di Pulau Jawa belum diketahui dengan pasti. Namun diperkirakan terus menurun dan penyebarannya diperkirakan terus menyempit akibat fragmentasi hutan.
Santiapillai & Ramono (1992) dalam Sakaguchi (2003) menduga jumlah total populasi macan tutul di kawasan konservasi di Pulau Jawa saat ini hanya sekitar 350 ekor hingga 700 ekor.
Berdasarkan inventarisasi terkini, Macan Tutul (Panthera pardus melas) di TN Baluran tersisa sekitar 34 ekor. Keberadaan macan tutul TN Baluran itu tersebar di beberapa titik.
Di antaranya di kawasan sabana, zona inti, rimba, penyanggah, dan pemanfaatan. Pun diperkirakan terdapat di hutan Evergreen, yakni kawasan hutan yang ekosistemnya masih memiliki tingkat kerapatan tinggi.
Sehingga masih banyak ditemukan populasi hewan yang dapat menjadi makanan macan tutul.
Habitat Macan Tutul
Taman Nasional Baluran mencakup area seluas 25.000 hektare dengan berbagai tipe habitat termasuk sabana, hutan musim, hutan mangrove, dan hutan pantai.
Macan tutul di Taman Nasional Baluran terutama menghuni kawasan hutan dan sabana, di mana mereka dapat menemukan cukup banyak mangsa untuk bertahan hidup.
Karakteristik Fisik Macan Tutul
Melansir dari laman Taman Nasional Meru Betiri, panjang macan tutul secara keseluruhan 2,1 meter. Tubuhnya tidak begitu buntak (pendek dan gemuk) sehingga dapat bergerak dengan gesit.
Panjang macan tutul dari kepala sampai dengan badan 95-150 cm, panjang ekor berkisar antara 60-95cm. Sedangkan berat rata-rata macan tutul di sini adalah 24-45 kg.
Direktorat Perlindungan dan Pengawetan Alam (1978) menyatakan bahwa panjang badan dengan ekor macan tutul bisa mencapai 170 cm dengan berat 45 kg. Diameter jejak kakinya mencapai 7-9 cm.
Macan tutul memiliki perbedaan mendasar bentuk tubuh pada jenis kelamin yang berlainan (dimorphisme). Dalam hal ini yang jantan mempunyai ukuran lebih besar dari betina, termasuk perbedaan ukuran tengkoraknya (Lekagul dan McNeely, 1977).
Tulang belakang macan tutul menunjukkan karakter hewan ini mampu melompat cepat, sedangkan struktur tulangnya memungkinkan mereka menahan bantingan pada waktu jatuh dari dahan yang tinggi (Whitten, 1996).
Jenis Macan Tutul di Taman Nasional Baluran
Dilansir dari sumber yang sama, di Taman Nasional Baluran macan tutul yang ditemukan umumnya subspesies dari macan tutul Jawa (Panthera pardus melas). Macan tutul Jawa adalah salah satu dari sembilan subspesies macan tutul yang diakui secara ilmiah.
Macan tutul Jawa tergolong dalam kategori hewan yang terancam punah (Endangered) menurut International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) dengan populasi yang terus menurun akibat perusakan habitat dan perburuan liar.
Perilaku Macan Tutul
Macan tutul Jawa di Taman Nasional Baluran mempunyai indra penglihatan dan penciuman yang tajam. Hewan ini juga hidup secara soliter, kecuali pada musim berbiak.
Macan tutul Jawa lebih aktif berburu mangsa di malam hari. Mangsanya terdiri dari aneka hewan berukuran lebih kecil seperti kijang dan babi celeng yang biasanya diletakkan di atas pohon setelah berhasil dilumpuhkan.
Jenis-jenis Macan Tutul di Dunia
Mengutip dari laman Taman Nasional Meru Betiri, macan tutul terbagi atas sembilan subspesies. Yakni Panthera pardus delacouri (Macan Tutul Indochina), Panthera pardus fusca (Macan Tutul India) serta Panthera pardus japonensis (Macan Tutul China Utara).
Selain itu ada Panthera pardus kotiya (Macan Tutul Sri lanka), Panthera pardus melas (Macan Tutul Jawa), Panthera pardus nimr (Macan Tutul Semenanjung Arab), Panthera pardus orientalis (Macan Tutul Smur), Panthera pardus pardus (Macan Tutul Afrika), Panthera pardus saxicolor (Macan Tutul Kaukasus, Macan Tutul Asia Tengah, Macan Tutul Persia).
Macan tutul Jawa (Panthera pardus melas) adalah sub-spesies macan tutul yang sebarannya sangat terbatas, hanya di Pulau Jawa, Kangean, Nusa Kambangan dan Pulau Sempu.
Macan tutul jawa adalah satwa yang dilindungi Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999, termasuk dalam Redlist IUCN dengan kategori Critically Endangered dan termasuk dalam Appendix I Convention on International Trade in En-dangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES).
Setelah Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) dinyatakan punah, Macan Tutul Jawa memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem hutan di Pulau Jawa, sehingga menjadi spesies kunci.
(dpe/fat)