DPC PDI Perjuangan (PDIP) Kota Malang merespons maraknya banner Pj Wali Kota Malang Wahyu Hidayat di tengah rencana pelaksanaan survei 25 nama bakal calon wali kota (bacawali) Malang. Sejauh ini, PDIP mengaku Wahyu tidak mendaftar sebagai bacawali Malang.
"Kita tidak menyuruh (pemasangan banner), mungkin itu inisiatif sendiri atau bagaimana," ujar Ketua DPC PDIP Kota Malang I Made Riandiana Kartika kepada detikJatim, Rabu (3/7/2024).
Made menegaskan, pihaknya memang akan menggelar survei dalam waktu dekat terhadap 25 tokoh yang dinilai layak menjadi bacawali Malang di Pilwali 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wahyu Hidayat merupakan salah satu dari 25 nama yang bakal disurvei oleh internal PDIP tersebut. Selain Wahyu Hidayat, juga ada nama mantan Wali Kota Sutiaji, Abah Anton, dan Moreno Soeprapto.
"Iya dalam waktu dekat, kami akan melakukan survei terhadap nama-nama yang hasilnya nanti kita sampaikan kepada DPP. Memang ada nama Pak Wahyu Hidayat dan tokoh-tokoh lain," tegas Made.
Made menambahkan bahwa Wahyu Hidayat yang kini menjabat sebagai Pj Wali Kota Malang tidak pernah mendaftar sebagai bacawali maupun bacawawali ke DPC PDIP Kota Malang.
"Pak Wahyu tidak pernah mendaftar sebagai bakal calon ke DPC PDIP Kota Malang," imbuh Made.
Sebelumnya, pakar politik Universitas Brawijaya Prof Anang Sujoko menilai pemasangan banner ataupun media lain di tengah proses pelaksanaan Pilkada serentak 2024, biasanya menjadi langkah bagi kontestan untuk mendongkrak elektabilitas.
Meskipun sampai kini Wahyu Hidayat tidak pernah secara tegas dan gamblang bakal maju di Pilwali Kota Malang November 2024.
"Pemasangan-pemasangan banner bukan hanya Pj Wali Kota dan semuanya (kontestan) itu kan dalam rangka memastikan untuk memiliki record elektabilitas. Itulah yang kemudian akan bisa menjadi modal untuk mengajukan diri agar bisa dipinang oleh partai politik," kata Anang Sujoko.
Menurut Anang, seorang pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berani terjun ke politik, tentunya dilandasi dorongan kemauan pribadi. Selain memanfaatkan peluang atau kesempatan.
"Jika memang pilihannya maju ke politik, bisa mengacu pada kemauan diri dan kesempatan, bisa berasal dari masyarakat maupun parpol," pungkasnya.
(hil/dte)