.webp)
Berbagai cara dilakukan bakal calon wali kota (bacawali) dan bakal calon wakil wali kota (bacawawali) untuk mengenalkan diri kepada masyarakat. Salah satunya dengan mengemas banner menggunakan konsep nyeleneh.
Seperti yang tampak di jalanan Kota Malang beberapa waktu belakangan. Tampak bertebaran banner bertuliskan 'N1 #SAM'. Sempat membuat penasaran, #SAM itu ternyata adalah singkatan dari Sobat Ali Mutohirin.
Ali Mutohirin adalah salah satu pengusaha sekaligus mantan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) 2016-2018. Namanya masuk dalam bursa Pilwali Malang 2024.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah muncul dengan banner misterius, kini Ali Mutohirin mulai menampakkan diri dengan mengubah banner yang dia sebar. Dia menambahkan foto dirinya menggunakan kaus putih bertuliskan N1.
Pria yang merupakan anggota DPP PSI itu pun mulai mendapat dukungan dari masyarakat. Salah satu bentuk dukungan tersebut terjadi pada 'Deklarasi Nawak Lowokwaru'. Puluhan orang yang tersebar di 12 kelurahan menyatakan siap mendukung Ali Mutohirin.
"Ada 12 kelurahan di Kecamatan Lowokwaru. Masing-masing kelurahan muncul 4 sampai 6 orang yang siap mendukung mas Ali untuk menjadi pemimpin Kota Malang," ujar Koordinator Sobat Ali Mutohirin, Ahmad Riski Mubarok, Minggu (23/6/2024).
Pendukung Ali Mutohirin ini berasal dari beragam profesi. Mulai dari pelaku UMKM, pengusaha kafe, pedagang pasar, jukir, ojek online hingga tokoh masyarkat. Dukungan diberikan karena mereka menilai Ali sangat interaktif dengan pelaku UMKM di Kota Malang.
Para pendukung yang tergabung dalam relawan Sobat Ali Muthohirin (SAM) akan bergerak di masing-masing RW di setiap kelurahan. Mereka akan menjaring dan memantau aspirasi setiap masyarakat.
Saat ditanya apakah dukungan ini akan meluas, pria yang akrab disapa Barok itu memastikan tidak hanya Kecamatan Lowokwaru saja, akan tetapi seluruh Kecamatan di Kota Malang sudah mulai bergerak untuk siap mendukung Ali Muthohirin maju Pilwali 2024.
Lebih lanjut, Barok menyampaikan bahwa Ali kini mulai menggerakkan mesin politik dari pusat hingga ke daerah. Ini dilakukan dengan seluruh partai politik, tidak hanya PSI.
"Komunikasi politik mas Ali terjaring di semua parpol, karena PSI di Kota Malang hanya 2 kursi. Maka, butuh partai lain untuk merekomendasikan," tandasnya.
(abq/dte)
