Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bakal menggelar rutin nikah massal untuk warga dengan ekonomi ke bawah. Artinya, tidak lagi nikah massal isbat, tetapi pernikahan yang langsung mendapat kepastian hukum.
"Kita mencari siapa yang nikah negara di Kota Surabaya, yang menikah orang yang akan menikah, bukan isbat nikah. Kalau ada nikah siri yang dirugikan wanita dan anaknya," kata Eri saat ditemui detikJatim di Balai Kota, Selasa (2/7/2024).
Eri ingin pernikahan pasangan suami istri di Surabaya tercatat negara dan mendapat kepastian hukum. Baginya, bila hanya nikah secara agama saja bisa merugikan perempuan dan anak, karena tidak tercatat negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nikah massal nantinya akan dirayakan meriah juga seperti hari ini. Hal ini dilakukan agar tidak lagi warga melakukan nikah agama saja.
"Nikah isbat dihabiskan tahun ini. Untuk nikah massal bagi warga menengah ke bawah. Saya ingin menertibkan administrasi warga Surabaya," jelasnya.
Ia juga mewanti-wanti warga Surabaya untuk tidak menikah di bawah umur. Pasalnya saat nikah isbat massal hari ini banyak diikuti pasangan muda yang telah nikah agama pada usia belasan tahun.
"Jangan menikah di bawah umur, karena gampang untuk perpisahan karena emosi labil, bayinya stunting. Makanya bekerja sama dengan Pengadilan Agama dan Kemenag pernikahan ga ada dispensasi harus di atas 19 tahun. Kedua biaya mahal, nanti diumumkan nikahannya, kalau ga kuat biaya, dinikahkan pemkot," pungkasnya.
Diketahui, hari ini Pemkot Surabaya menggelar Resepsi Akbar Isbat Nikah Massal. Sebanyak 330 pasangan semuanya nikah isbat, tidak ada yang baru menikah secara negara.
(abq/iwd)