Abuya Mama Ghufron Viral Bisa Bahasa Semut, PCNU Surabaya Buka Suara

Abuya Mama Ghufron Viral Bisa Bahasa Semut, PCNU Surabaya Buka Suara

Faiq Azmi - detikJatim
Rabu, 26 Jun 2024 20:20 WIB
Mama Ghufron yang viral bisa bahasa semut dan jin
Mama Ghufron yang viral bisa bahasa semut dan jin (Foto: Tangkapan layar)
Surabaya -

Abuya Mama Ghufron Al Bantani yang ngaku bisa bahasa semut hingga jin viral. Dia disebut-sebut merupakan Mustasyar di Majelis Wilayah Cabang (MWC) NU Semampir, Surabaya.

Ketua PCNU Surabaya Masduki Toha membenarkan bahwa Abuya Mama Ghufron memang merupakan salah satu Mustasyar atau dewan penasihat di MWC NU Semampir.

"Memang beliau mustasyarnya MWC Semampir. Bener," kata Masduki saat dikonfirmasi detikJatim, Rabu (26/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, Masduki tidak tahu persis seperti apa dan bagaimana sosok Abuya Mama Ghufron. Ia hanya mengetahui bahwa Abuya Mama Ghufron merupakan orang asli Banten.

"Teman-teman pada nggak tahu kontaknya, tapi ada muridnya nama Ubed yang kenal sama teman-teman PCNU Surabaya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

"Orangnya memang orang gondrong gitu rambutnya. Kemungkinan karena orang Banten, kemungkinan hal-hal yang seperti itu bisa saja terjadi (bahasa semut dan jin)," tambahnya.

Masduki menyebut sosok Abuya Mama Ghufron suka menolong sesama Umat Muslim. Dia juga kerap bersedekah dengan memberikan makan untuk orang yang membutuhkan.

"Dari keterangan kawan-kawan, beliau itu suka mengajari ilmu islam di Malang ke warga secara gratis. Beliau juga suka memberi makan orang lain. Itu informasi sekilas yang saya ketahui," katanya.

"Kalau mau lebih tahu detail coba datang ke wilayah Sukodono, sekitaran Ampel Surabaya," tandasnya.

Sebelumnya, Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara milik Mama Ghufron pun angkat bicara menanggapi sorotan warganet soal ceramah Abuya Ghufron bisa berkomunikasi dengan semut hingga jin.

"Sejak dulu para ulama juga banyak yang berfatwa demikian dan soal bahasa hewan. Sebenarnya Abuya itu memberikan pelajaran buat kita semuanya bahwa semua hewan itu mempunyai dialeg bahasanya tersendiri, adapun Abuya pernah berbicara tentang bahasa semut itu adalah bukti bahwa kita harus kasih sayang kepada semua makhluk Allah SWT dan harus didoakan, jangan kira makhluk selain manusia itu tidak berzikir atau bertasbih atau tidak mendoakan manusia, justru banyak manusia yang tidak menyadarinya," kata Kepala Diniyah Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara Ubad Aminullah saat ditemui di Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara di Jalan Raya Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, Rabu (26/6/2024).

Selain penggunaan bahasa Suryani dan mampu berbicara dengan semut, Ubad juga berkomentar soal Mama Ghufron yang sempat di-framing oleh oknum content creator bahwa ia mampu berbicara dengan malaikat.

"Yang dimaksud berbicara dengan malaikat atau memanggilnya itu adalah kalimat Abuya mengingatkan kepada manusia bahwa setiap manusia ini ada malaikat yang mendampingi dan mengawasi sebagai mana dalam Al-Qur'an Surat Ar-Ra'd Ayat 11," ujar Ubad.

"Kalimat seperti ini adalah cara hamba memanggil Allah, malaikat dan Nabi Muhammad SAW, hanya saja banyak manusia salah memahami karena asumsi menggambarkannya yang keliru dan tidak sadar manusia ini ada yang mengawasi Malaikat Hafadzoh, sehingga baik buruknya manusia ini dilaporkan kepada Allah melalui malaikat yang ditugaskan," sambung Ubad.

Ubad juga menjelaskan, Mama Ghufron memang bukan dzuriyyah Syekh Nawawi. Tapi, Mama Ghufron diangkat anak oleh salah satu cicit Syekh Nawawi yang ada di Mauk, Tangerang.

Mama Ghufron punya hubungan dekat dengan keluarga Syekh Nawawi yang ada di Tangerang. Ia adalah Hj Rumsiah binti Hj Muniroh binti Hj Jubaidah binti Hj Salmah binti Hj Ruqoyyah binti Syekh Nawawi Banten.

"Bahkan, keluarga Syekh Nawawi yang di Mauk sudah beberapa kali ke Malang tempat Abuya, begitu juga sebaliknya Abuya," terang Ubad.

Ubad menegaskan Ponpes UNIQ Nusantara selama ini memegang akidah Ahlussunah waljama'ah Asy'ariyyah Maturidiyyah. Di mana, berpedoman pada Al-Qur'an As-sunah Ijma' Qiyas, serta mahzab syafi'i, serta membenarkan tiga mahzab lain.

"Untuk sumber tasawuf mengikuti metode Imam Ghozali dan Imam Junaid al-Baghdadi. Akidahnya Metodologi Imam Abu Hasan Al Asy'ari dan Imam Abu Mansur Maturidi," ujar Ubad.

Soal pelaksanaan syariat di Ponpes UNIQ, menurutnya tidak keluar dari amaliah NU. Sebab, Abuya Ghufron juga masuk dalam struktur organisasi NU Semampir, Kota Surabaya sebagai mustasyar.

"Dan adapun pendidikan para santri dididik dengan 14 fan ilmu seperti halnya yang diajarkan pondok pesantren NU Lainnya," tuturnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads