.webp)
Keberadaan Abuya Ghufron Al Bantani atau Mama Ghufron menjadi kontroversial dengan ceramahnya mampu berbahasa Suryani hingga mengklaim bisa berbahasa semut dan jin. Namun di balik itu, sosok Abuya Ghufron ternyata teguh menanamkan kecintaan para santri kepada keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Abuya mengajarkan dan mencetak santri sebagai generasi penerus bangsa yang agamis dan nasionalis," ujar Kepala Diniyah Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara Ubad Aminullah kepada detikJatim, Rabu (26/6/2024).
Upacara bendera rutin digelar setiap Senin. Upacara ini diikuti oleh para santri yang menimba ilmu di Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara di Jalan Raya Pamotan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ponpes ini juga rutin menggelar haul Pancasila. Selain itu, ada beberapa upaya untuk menanamkan wawasan kebangsaan kepada ratusan santri.
"Kami rutin menggelar haul Pancasila, dan Abuya juga banyak mendirikan Tugu Pancasila di berbagai daerah. Di sini Abuya ingin mencetak santri sebagai generasi penerus bangsa yang agamis dan nasionalis," terang Ubad.
Bahkan, Ubad menyebut, seminar kebangsaan pernah digelar di Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara bersama BPIP (Badan Pembinaan Ideologi Pancasila).
"Jadi kami sebagai pematerinya dalam seminar bersama BPIP. Ini menunjukkan bahwa kami teguh dalam menjaga keutuhan NKRI dan kecintaan terhadap Pancasila," tegas Ubad.
Ubad menambahkan, keberadaan Yayasan Ponpes UNIQ Nusantara di Dampit merupakan cabang dari lembaga pendidikan yang dikembangkan oleh Abuya Ghufron. Hingga saat ini, tercatat sudah ada tujuh Ponpes UNIQ yang tersebar di wilayah Indonesia.
"Di sini adalah cabang, pusatnya di Surabaya Jalan Petukangan. Selain itu ada di Lampung, Bandung, Indramayu, Banten, Jakarta dan Kalimantan Tengah," imbuh Ubad.
Ada ratusan santri dari berbagai daerah menimba ilmu di Ponpes UNIQ memiliki kepanjangan dari Ulin Nuril Islamil Qayyidi.
Sehari-harinya, berbagai macam bidang keilmuan agama Islam diajarkan seperti pondok pesantren salaf lainnya.
"Kami memberikan pembelajaran kitab kuning kepada para santri. Selain, ada ilmu nahwu, shorof, ushul fiqih, hadist, tafsir, tajqid, tauhid hingga tarikh terkait sejarah Islam," bebernya.
(hil/dte)
