Makna 1 Muharram

Makna 1 Muharram

An Nisa Maulidiyah - detikJatim
Rabu, 26 Jun 2024 20:00 WIB
Pawai obor menyambut 1 Muharama di Blora
Pawai obor menyambut 1 Muharam. Foto: Arif Syaefudin/detikcom
Surabaya - Muharram menjadi bulan pertama dalam kalender Hijriah sekaligus menjadi penanda datangnya Tahun Baru Islam. Kehadiran tahun baru Islam menjadi momentum bagi muslim untuk memahami makna 1 Muharram

Penetapan 1 Muhararm 1446 Hijriah telah tertuang dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama 2024. Mengacu pada SKB 3 Menteri, Tahun Baru Islam 1446 Hijriah jatuh pada Minggu 7 Juli 2024.

Namun, di balik perayaan 1 MuharRam sebagai perayaan tahun baru Islam ternyata memiliki makna dan tujuan tersendiri yang belum banyak diketahui Muslim. Untuk mengetahuinya lebih lanjut, simak sederet informasinya di bawah ini.

Makna 1 Muharram Tahun Baru Islam

Dilansir dari laman Kemenag, Tahun Baru Hijriah diperingati dengan maksud agar umat Islam dapat mengambil iktibar (pelajaran) dari peristiwa tersebut. Baik secara tekstual maupun kontekstual (maknawi).

Bulan Muharam bagi umat Islam dipahami sebagai bulan hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah yang sebelumnya dinamakan Yastrib. Mulanya, kejadian hijrah Rasulullah SAW terjadi pada malam tanggal 27 Shafar dan sampai di Yastrib (Madinah) pada 12 Rabiul awal.

MuharRam dikenal sebagai bulan hijrah Nabi SAW karena menjadi bulan yang pertama dalam kalender Qamariyah. Hal ini seperti pemahaman Umar bin Khattab, yang saat itu ia menjadi khalifah kedua setelah Abu Bakar.

Bulan hijrah Nabi SAW kemudian dijadikan titik awal kalender umat Islam yang diberi nama tahun Hijriah. Makna 1 Muharram secara tekstual sendiri yaitu peristiwa hijrah yang mengandung makna umat Islam dapat mengambil pesan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bulan Muharram juga disebut sebagai salah satu bulan suci, sehingga segala bentuk peperangan atau pertumpahan darah dilarang selama bulan ini. Dikatakan Ibnu Abbas, perbuatan maksiat selama bulan haram akan dilipatgandakan.

Tak hanya itu, Muharram bertujuan membuka lembaran baru dalam kehidupan. Sehingga sudah sepatutnya umat Islam menjadikan tahun baru sebagai momentum memperbaiki dan meningkatkan diri menjadi lebih baik.

Tahun baru Islam juga bermakna hijratun nafsiah dan hijratul amaliyah, yang memiliki makna sebagai berikut.

  • Perpindahan secara spiritual dan intelektual.
  • Perpindahan dari kekufuran kepada keimanan dengan meningkatkan semangat dan kesungguhan dalam beribadah.
  • Perpindahan dari kebodohan kepada peningkatan ilmu dengan mendatangi majelis-majelis taklim.
  • Perpindahan dari kemiskinan kepada kecukupan secara ekonomi dengan kerja keras dan tawakal.

Amalan Sunah di Bulan Muharram

Selain menjadi waktu untuk introspeksi diri, umat Islam juga dianjurkan mempersiapkan diri dalam menyambut bulan suci Muharram. Salah satunya dengan mengerjakan puasa Asyura pada 10 Muharram.

Tak hanya melaksanakan puasa Asyura, umat Islam juga disarankan berpuasa pada 9 Muharram. Puasa Tasua 9 Muharam menjadi pembeda puasa umat Islam dan Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura. Adapun beberapa amalan lain yang bisa diajarkan pada bulan Muharram sebagai berikut.

  • Melakukan salat
  • Berpuasa
  • Menyambung silaturahmi
  • Bersedekah
  • Mandi
  • Memakai celak mata
  • Berziarah kepada ulama (baik yang hidup maupun yang meninggal)
  • Menjenguk orang sakit
  • Menambah nafkah keluarga
  • Memotong kuku
  • Mengusap kepala anak yatim
  • Membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 1.000 kali

Itulah sederet informasi terkait makna 1 Muharam atau Tahun Baru Islam. Semoga bermanfaat.

Artikel ini ditulis oleh An Nisa Maulidiyah, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.


(irb/fat)


Hide Ads