Ada-ada saja akal-akalan suami di Trenggalek ini. Pak Saroni yang takut dimarahi Bu Saroni karena duit untuk beli pupuk habis buat nyawer akhirnya mengarang cerita. Bu Saroni percaya duit Rp 650 ribu yang diberikan ke suaminya lenyap dibawa kabur penjahat ke tengah hutan.
Apa yang tidak diduga Saroni adalah istrinya menjadi heboh. Tak butuh waktu lama kabar ini cepat menyebar ke tetangga hingga isu begal yang dialami Saroni di Jalan Raya Dongko-Kampak, kawasan hutan Desa Pringapus meresahkan warga seluruh desa.
Para tetangga yang khawatir penjahat itu masih berkeliaran dan bisa menyasar warga lainnya menyarankan Bu Saroni melaporkan apa yang dialami suaminya ke polisi. Segera saja Bu Saroni mengajak suaminya datang ke Polsek Dongko untuk membuat laporan resmi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan percaya diri Saroni tetap bersikukuh dengan cerita karangannya. Dia mengaku pada Sabtu pagi 15 Juni sekitar pukul 08.00 WIB tukang begal itu mengadang dirinya lalu merampas uang Rp 650 ribu yang tadinya mau dia belikan pupuk dan membawanya kabur ke dalam hutan.
Namun polisi menemukan kejanggalan pada cerita Saroni. Untuk memastikan kebenaran cerita pembegalan yang meresahkan warga itu, polisi meminta Saroni menunjukkan lokasinya.
"Karena yang dilaporkan pembegalan, maka yang bersangkutan kami ajak keTKP guna memastikan kebenaran informasi itu," kata Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Zainul Abidin, Minggu 16 Juni.
Kecurigaan polisi terbukti. Ketika sampai di lokasi itu keterangan yang disampaikan Saroni tentang lokasi pasti dan kronologi kejadian yang menimpanya kerap berubah-ubah.
"Saat kami ajak bicara yang bersangkutan akhirnya mengaku jika cerita itu hanya akal-akalan saja. Intinya dia takut dimarahi istrinya karena uangnya habis," jelasnya.
Yang sebenarnya terjadi, setelah Saroni menerima uang Rp 650 ribu dari istrinya yang dimaksudkan untuk membeli kebutuhan pupuk dia justru memakai uang itu untuk menghadiri acara tayuban dan diduga kebablasan menyawer penari.
"Karena saat ini lagi banyak buwuhan termasuk Tayub. Uang itu entah digunakan untuk nyawer atau apa, yang jelas habis. Saat pulang ngarang cerita ke istrinya kalau dibegal dan uang pupuk itu dibawa pelaku kabur ke hutan," kata Abidin.
Saroni tentu tak menduga kebohongan kepada istrinya ternyata berujung sangat jauh. Ujung-ujungnya sanksi sosial yang harus dia dapatkan berupa membacakan surat klarifikasi di hadapan kamera yang disebar dan ditonton tidak hanya oleh warga di desanya tapi oleh masyarakat Trenggalek.
Dalam video klarifikasi tersebut Pak Saroni mengakui bahwa peristiwa pembegalan itu hanyalah cerita isapan jempol. Dia pun meminta maaf karena telah mengarang cerita itu hingga masyarakat turut resah.
"Kejadian perampasan yang terjadi di jalan Dongko-Kampak tepatnya di Tumpak Kebat, Desa Pringapus, peristiwa tersebut hanya rekayasa saya sendiri. Mohon maaf atas kejadian yang telah terjadi," kata Saroni dalam video yang dilihat detikJatim.
Entah bagaimana cara Bu Saroni melampiaskan amarah yang tadinya dikerahkan kepada pembegal karangan suaminya. Yang jelas, Pak Saroni harus ekstra sabar menghadapi ganjaran atas kebohongannya ini. Sabar Pak Saroni, dalam situasi ini minta maaf lebih baik daripada minta duit lagi ke istri.
Kemekel merupakan salah satu rubrik khas detikJatim yang mengisahkan tentang sisi lucu dan kisah menggelitik sebuah peristiwa. Kemekel tayang setiap Selasa. Baca Kemekel di sini dan tetap setia membaca konten-konten menarik detikJatim!
(dpe/dte)