Walkot Eri Minta RSIA Kendangsari Surabaya Kembangkan Layanan Ibu dan Anak

Walkot Eri Minta RSIA Kendangsari Surabaya Kembangkan Layanan Ibu dan Anak

Esti Widiyana - detikJatim
Selasa, 25 Jun 2024 04:30 WIB
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (Foto: Dok. Istimewa)
Surabaya -

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi meminta Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kendangsari mengembangkan pelayanan perawatan. Khususnya pelayanan bedah dioptimalkan, namun khusus ibu dan anak.

"Sehingga banyak pilihan warga Surabaya ketika ada ibu dan anak yang ingin pengobatan, pemeriksaan ini salah satu rumah sakit jujukan dan mengurangi antrean. Dengan begini Surabaya semakin banyak RS tidak perlu ke luar negeri," kata Eri usai ground breaking RSIA Kendangsari, Senin (24/6/2024).

Selain itu, Pemkot Surabaya juga menggandeng RSIA Kendangsari untuk menekan stunting. Apalagi dengan pemeriksaan menggunakan alat canggih.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemkot bisa menurunkan stunting, karena sejak awal ada informasi dari rumah sakit bidan memberi info bayi lahir berapa panjang, berat, risiko stunting atau tidak. Tapi kami berharap juga memberi pilihan warga berobat ke Surabaya," jelasnya.

Sementara Komisaris Utama PT Sandra Buana Medika Prof Budi Santoso mengatakan, di RSIA Kendangsari terdapt proses persalinan, perawatan bayi neonatus, andrologi, endoscopy minimal invasive atau operasi dengan lubang yang kecil sudah dilakukan sejak 2014-1015. Selain itu juga mengembangkan inovasi bedah plastik, jantung anak, kedokteran fisik dan rehabilitasi, serta operasi bedah lain.

ADVERTISEMENT

"Pengembangan bedah plastik, bedah laparoskopi, kedokteran fisik dan rehabilitasi, dan unggulan terus dilakukan. Misalnya ibu dilakukan operasi patah tulang, gak perlu ke RS umum, anak-anak yang patah tulang kita akan ada, jantung juga ada, akan terus dikembangkan agar masyarakat Jatim punya banyak pilihan. Kita upaya pelayanan seperti RS umum meski pelayanan untuk ibu dan anak," kata Budi.

Selain itu, RSIA Kendangsari juga menjadi tempat pembelajaran mahasiswa kedokteran. Salah satunya mahasiswa FK Unair belajar 2 SKS atau 2 hari mempelajari entrepreneurship.

Menurut Dekan FK Unair ini, entrepreneurship tidak selalu konotasi bisnis, tapi bagaimana seseorang berpikir kreatif dengan tindakan inovasi. Diharapkan lulusan fakultas kedokteran selain punya skil di bidang kedokteran, juga entrepreneurship.

"Tahun 2021 sudah kita wujudkan 2 SKS, dari 2 SKS selain teori kita terjinkan di beberapa RS yang ada di Surabaya. Salah satunya di RSIA Kendangsari selama 2 hari mereka belajar tentang layanan unggulan, bagaimana mengembangkan dan lainnya. Tujuan RSIA Kendangsari bukan semata-mata mencari untung, tapi kami bisa membantu masyarakat dan membantu penyerapan tenaga kerja," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads