Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.
Identitas pria yang tabrakkan diri ke KA di Bojonegoro terungkap. Korban diketahui adalah K (54), warga Kecamatan Peterongan, Jombang.
Kapolsek Kalitidu AKP Saefudinuri menjelaskan identitas korban terungkap hasil koordinasi petugas Reskrim Kalitidu dengan Dispendukcapil Bojonegoro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Alhamdulilah sudah bisa diidentifikasi setelah tim reskrim kami berkoordinasi dengan mencocokkan sidik jari dan akhirnya ditemukan kesamaan," ujarnya kepada detikJatim, Sabtu (22/6/2024) malam.
Lantaran korban merupakan warga Jombang, Saefudinuri pun berkoordinasi dengan pihak kepolisian di sana.
"Setelah itu kami koordinasi dengan Polsek Peterongan Jombang untuk menghubungi keluarga korban," sambungnya.
Pihak keluarga korban telah dihubungi dan membenarkan bahwa jenazah adalah keluarganya. Keluarga korban pun datang langsung ke RSUD di Sosodoro Djatikusumo.
Sekitar pukul 22.00 WIB keluarga korban didampingi perangkat desa setempat tiba di kamar mayat untuk membawa pulang jenazah K.
Adik kandung korban berinisial J membenarkan bahwa korban adalah kakak kandungnya. Anak kelima dari 7 bersaudara
"Iya benar dari ciri kepalanya, pakaian, dan tulisan wasiat. Ini kakak saya, Kasim," tutur J saat ditemui detikJatim di depan kamar jenazah.
Dia menuturkan bahwa pada Idul Adha lalu dirinya masih sempat bertemu dengan sang kakak di kampung halaman.
"Terakhir itu ketemu Senin kemarin, Idul Adha. Hanya papasan gitu, nggak ada omongan apa-apa. Habis itu nggak ketemu lagi," imbuhnya.
Menurutnya, kakaknya K sudah 10 tahun hidup di rumah kontrakan tak jauh dari sanak famili. Dia juga belum pernah berkeluarga hingga akhir hayatnya.
"Belum menikah, hidup sendiri ngontrak di dekat rumah keluarga. Setiap hari buka toko kecil dan orangnya memang pendiam," tutur J.
Kasi Kesra Desa Tugu Sumberjo, Maqfur yang turut mendampingi keluarga korban menuturkan bahwa K memang pendiam.
Maqfur menduga K tidak mau merepotkan keluarga karena informasinya rumah kontrakannya akan habis masa sewanya.
"Iya perjaka almarhum, mungkin ini karena sumpek ya. Informasinya kontraknya rumah mau habis tapi tidak mau ngrepoti keluarga. Sudah diminta tinggal di rumah salah satu keluarga tapi tidak mau," ujar Maqfur.
Sebelumnya, korban K yang diduga bunuh diri meninggalkan wasiat untuk orang yang menemukan jenazahnya. Dia mengaku hidup sebatang kara, tidak menikah, dan ingin dimakamkan di sekitar lokasi dia ditemukan.
(dpe/dte)