Fakta Terkini Ponpes di Buduran Sidoarjo Didesak Tutup Buntut Dugaan Asusila

Fakta Terkini Ponpes di Buduran Sidoarjo Didesak Tutup Buntut Dugaan Asusila

Irma Budiarti - detikJatim
Sabtu, 22 Jun 2024 12:40 WIB
Sejumlah spanduk tuntutan dari warga Sidoarjo yang minta ponpes ini ditutup.
Sejumlah spanduk tuntutan yang minta ponpes di Buduran Sidoarjo ditutup. Foto: Suparno/detikJatim
Sidoarjo - Pengasuh Ponpes Al Mahdiy di Buduran, Sidoarjo diduga melakukan pencabulan kepada santrinya. Warga Dusun Ngemplak, RT 20/RW 05, Desa Pagerwojo yang geram dengan kasus asusila tersebut memasang banner meminta ponpes ditutup.

Setelah bungkam dan melarang orang luar masuk area ponpes, salah satu pengurus ponpes yang berdiri sejak 2020 ini buka suara. Ustaz Candra membantah tuduhan kasus asusila yang terjadi di Ponpes Al Mahdiy.

Berikut sejumlah fakta terkini ponpes di Buduran yang pengasuhnya diduga mencabuli santri:

1. Aktivitas Ponpes Masih Berjalan Normal

Salah satu pengajar sekaligus pengurus ponpes yang mengaku bernama Ustaz Candra menjelaskan, kegiatan di ponpes masih berjalan seperti biasa. Pihaknya tidak terpengaruh spanduk tuntutan dari warga yang terpajang di depan areal ponpes.

"Meski warga desa memasang banner di depan ponpes seperti itu, kegiatan di Ponpes Al-Mahdiy tetap berjalan seperti biasanya," ujar Ustaz Candra kepada detikJatim, Jumat (21/6/2024).

2. Ponpes Bantah Tuduhan Warga

Ponpes membantah tuduhan adanya kasus asusila di sana. Dia menjelaskan, pihak ponpes tidak terlalu menanggapi tuntutan warga yang tertulis di dalam banner itu. Pasalnya, pihak ponpes meyakini tulisan di banner itu tidak benar.

Spanduk itu sendiri berisi sejumlah tuntutan dan peringatan. Sejumlah isi spanduk itu, di antaranya "Mafia Berkedok Yayasan Ponpes", "Awas Ada Predator di Ponpes Al-Mahdiy", "Tidak Ada Kata Damai Untuk Tindak Asusila", dan "Usir Pengasuh Ponpes Al-Mahdiy dari Desa Pagerwojo".

"Saya mengajar di Ponpes Al-Mahdiy ini sudah dua tahun. Kejadian seperti itu (yang diduga pencabulan) tidak ada. Itu menurut saya hanya fitnah. Selama saya menjadi pengasuh santri, peristiwa yang dituduhkan warga tidak pernah terjadi," jelas Candra, yang mengatakan saat ini hanya ada 40 santri dari RA, MI, MTs, dan MA.

3. Pemkab Sidoarjo Akan Panggil Pihak Ponpes

Plt Bupati Sidoarjo Subandi menerangkan, pihaknya akan melakukan langkah-langkah pendekatan terlebih dahulu. Baru kemudian akan memanggil pengurus ponpes yang diunjuk rasa warga Buduran itu.

"Langkah pertama kami akan melakukan pendekatan dulu. Kami akan memanggil pihak pengasuh Ponpes yang diunjuk rasa oleh warga. Insyaallah minggu depan kami panggil," kata Subandi.

Subandi menjelaskan, sebagai pimpinan daerah pihaknya harus bertindak. Apalagi ada aspirasi masyarakat Desa Pagerwojo, Kecamatan Buduran yang menyatakan adanya dugaan tindakan asusila.

4. Pemkab Ancam Tutup Ponpes Jika Terbukti Bersalah

Subandi mengancam akan menutup ponpes itu bila dugaan pencabulan itu terbukti. Ia menambahkan, apabila tuduhan itu benar, menurutnya hal itu sangat ironis. Sebab, ponpes sangat berperan dalam membangun pondasi anak dalam hal agama, perilaku, dan moralnya.

"Kalau memang betul-betul dilakukan (pencabulan oleh pengasuh Ponpes), kami akan tutup ponpes itu. Kami cabut izinnya, biar nanti semua Ponpes lain ini lebih berhati-hati," jelas Subandi.

"Kami serahkan pihak berwajib yang memproses hukum. Orang tua menitipkan anak kepada pondok pesantren untuk membangun pondasi agama, atitude-nya, moralnya. Ternyata pengasuh ponpes tidak bisa memiliki karakter seperti itu, kan rusak ini karakter anak. Coba nanti kami pendekatan dulu," ujarnya.

5. Polisi Juga Segera Panggil Pengurus Ponpes

Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Agus Sobarnapraja mengatakan unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo sudah menangani laporan terkait dugaan tindak pidana pencabulan itu. Pihaknya juga segera memanggil pengasuh Ponpes Al Mahdiy yang diduga melakukan pencabulan terhadap santrinya yang masih di bawah umur.

"Kasus itu, saat ini sudah naik di tingkat penyidikan. Tim penyidik unit PPA sedang melengkapi alat bukti, termasuk dari terlapor kami agendakan pemanggilan minggu depan," ujar Agus di Polresta Sidoarjo, Jumat (21/6/2024).

Agus menjelaskan, saat ini baru satu yang dilaporkan. Orang tersebut dilaporkan berkaitan dugaan pencabulan terhadap anak di bawah umur. Sementara penyidik sudah memeriksa lima orang saksi.

"Untuk melengkapi alat bukti penyidikan, kami juga memanggil saksi ahli," jelas Agus.

6. Korban Dapat Pendampingan

Agus mengatakan, korban mendapatkan pendampingan dari unit PPA. Proses pendampingan korban juga melibatkan stakeholder lainnya.

"Untuk pendampingan korban, unit PPA sudah bekerja sama dengan stakeholder di antaranya dengan UPTD P2TP2, Dinsos, dan Psikolog," tandas Agus.

Sementara penyidikan kasus sendiri masih terus berjalan. Hanya saja tim penyidik lebih berhati-hati dan harus cermat agar bisa mendapat kesimpulan yang didukung metode ilmiah, bukan hanya berdasarkan asumsi.

"Tapi ini betul-betul berdasarkan fakta penyidikan, dan tentunya kami sangat atensi dan memperhatikan betul situasi lapangan terhadap kelanjutan kasus ini, dan secepatnya kami akan informasikan proses selanjutnya," imbuh Agus.

Sebelumnya, warga memasang spanduk-spanduk itu pada Kamis (20/6/2024) sore sekitar pukul 16.30 WIB.

Kemarin petang, di lokasi itu terlihat sejumlah personel polisi dari Polsek Buduran yang melakukan penjagaan dan pengamanan untuk mengantisipasi adanya gesekan antara warga dengan pihak ponpes.

Ketua RT setempat Budi Setiawan menjelaskan, pemasangan spanduk itu dilakukan dengan spontan. Menurutnya, itu bentuk kekesalan warga terhadap pengasuh Ponpes Al-Mahdiy yang telah melakukan tindakan asusila.

"Dari laporan salah satu orang tua korban, anaknya pernah menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan pengasuh Ponpes," kata Budi.

Budi menjelaskan, sebenarnya kejadian pencabulan itu sudah lama, sekitar enam bulan lalu. Pihak korban juga sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo, namun warga resah terduga pelaku tidak segera diadili.

"Tindakan pencabulannya saya tidak paham. Tapi dari cerita warga dan orang tua korban, pengasuh Ponpes itu telah melakukan pencabulan," pungkasnya.


(irb/fat)


Hide Ads