Ponpes di Buduran Sidoarjo yang Diminta Tutup Warga Akhirnya Buka Suara

Ponpes di Buduran Sidoarjo yang Diminta Tutup Warga Akhirnya Buka Suara

Suparno - detikJatim
Jumat, 21 Jun 2024 13:13 WIB
Ponpes Al Mahdiy di Buduran, Sidoarjo yang diminta warga untuk ditutup diduga pengasuhnya melakukan tindakan asusila.
Ponpes Al Mahdiy di Buduran, Sidoarjo yang diminta warga untuk ditutup diduga pengasuhnya melakukan tindakan asusila. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo - Warga Dusun Ngemplak RT 20, RW 5 Desa Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo memasang sejumlah spanduk meminta Ponpes Al Mahdiy ditutup. Desakan warga ini didasarkan dugaan bahwa ada pengasuh ponpes yang telah melakukan tindakan asusila. Pihak ponpes pun buka suara.

Pantauan di lokasi, banner yang dipasang warga masih tetap terpasang berjajar di pagar TPU seberang Ponpes Al Mahdiy, Desa Pagerwojo, Buduran. Saat detikJatim bermaksud masuk ke wilayah Ponpes Al-Mahdiy. Salah satu pengurus Ponpes Al-Mahdiy tidak mengizinkan detikJatim masuk.

Meski demikian, salah satu pengajar sekaligus pengurus Ponpes yang mengaku bernama Ustaz Candra memberikan penjelasan bahwa kegiatan di Ponpes masih berjalan seperti biasanya meski ada spanduk tuntutan dari warga yang terpajang di depan areal ponpes.

"Meski warga desa memasang banner di depan Ponpes seperti itu kegiatan di Ponpes Al-Mahdiy tetap berjalan seperti biasanya," ujar Ustaz Candra kepada detikJatim, Jumat (21/6/2024).

Dia menjelaskan bahwa pihak ponpes tidak terlalu menanggapi tuntutan warga yang tertulis di dalam banner itu karena pihak ponpes meyakini tulisan di banner itu tidak benar.

"Saya mengajar di Ponpes Al-Mahdiy ini sudah 2 tahun. Kejadian seperti itu (yang diduga pencabulan) tidak ada. Itu menurut saya hanya fitnah saja," jelas Candra.

Dia menambahkan Ponpes Al-Mahdiy yang terletak di Desa Pagerwojo, Buduran, Sidoarjo ini berdiri sejak 2020. Hingga saat ini santri yang tinggal di Ponpes Al-Mahdiy tinggal 40 santri. Mulai dari RA, MI, MTs, dan MA.

"Selama saya menjadi pengasuh santri, peristiwa yang dituduhkan warga tidak pernah terjadi," tandas Candra.

Warga Dusun Ngemplak RT 20, RW 5, Desa Pagerwojo memasang spanduk-spanduk itu pada Kamis (20/6) sore sekitar pukul 16.30 WIB. Spanduk itu berisi sejumlah tuntutan dan peringatan.

"Mafia Berkedok Yayasan Ponpes", "Awas Ada Predator di Ponpes Al-Mahdiy", "Tidak Ada Kata Damai Untuk Tindak Asusila", dan "Usir Pengasuh Ponpes Al-Mahdiy dari Desa Pagerwojo". Demikian sejumlah isi spanduk tersebut.

Kemarin petang, di lokasi itu terlihat sejumlah personel polisi dari Polsek Buduran yang melakukan penjagaan dan pengamanan untuk mengantisipasi adanya gesekan antara warga dengan pihak ponpes.

Budi Setiawan, Ketua RT 20, RW 5, Desa Pagerwojo sebelumnya telah menjelaskan bahwa pemasangan spanduk itu dilakukan dengan spontan. Itu adalah bentuk kekesalan warga terhadap pengasuh Ponpes Al-Mahdiy.

"Dari laporan salah satu orang tua korban bahwa anaknya pernah menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh pengasuh Ponpes," kata Budi ditemui detikJatim di lokasi sekitar ponpes, Kamis (20/6/2024).

Budi menjelaskan sebenarnya kejadian pencabulan itu sudah lama, sekitar 6 bulan yang lalu. Pihak korban juga sudah melaporkan dugaan pencabulan itu ke Unit PPA Satreskrim Polresta Sidoarjo namun warga resah terduga pelaku tidak segera diadili.

Sementara, Budi sendiri mengaku dirinya tidak tahu secara pasti bentuk tindakan pencabulan yang diduga dilakukan pengasuh Ponpes itu terhadap salah satu santrinya.

"Tindakan pencabulannya saya tidak paham. Tapi dari cerita warga dan orang tua korban, pengasuh Ponpes itu telah melakukan pencabulan," kata Budi.


(dpe/iwd)


Hide Ads