Alasan Takbir Idul Adha Masih Dikumandangkan

Alasan Takbir Idul Adha Masih Dikumandangkan

Najza Namira Putri - detikJatim
Rabu, 19 Jun 2024 18:25 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi takbir Idul Adha. Foto: Getty Images/iStockphoto/REIMUSS
Surabaya -

Hari raya Idul Adha telah usai, tapi takbir masih dikumandangkan. Sampai kapan takbir Idul Adha dikumandangkan? Simak alasan selengkapnya takbir Idul Adha masih terdengar setiap setelah salat wajib.

Batas waktu takbir Idul Adha dan Idul Fitri memiliki perbedaan. Takbir Idul Fitri hanya dikumandangkan saat malam hari raya hingga waktu salat Id. Sedangkan, takbir Idul Adha dilafalkan selama beberapa hari.

Alasan Takbir Idul Adha Dikumandangkan Beberapa Hari

Dilansir dari laman resmi Dompet Dhuafa, sebenarnya tidak ada dalil Al-Qur'an yang secara terang menyebutkan perintah takbiran Idul Adha hingga beberapa hari. Pun begitu, kajian ulama tafsir mengaitkannya dengan surah Al-Hajj ayat 28: "... dan menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan ...".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perintah tersebut dapat dimaknai sebagai anjuran mengumandangkan takbir, tahlil, dan tahmid saat menyembelih hewan kurban. Sementara "hari yang telah ditentukan" memiliki arti hari raya Idul Adha dan hari tasyrik (11-13 Zulhijah).

Hadis lain yang menjadi landasan penentuan lamanya waktu takbiran Idul Adha. Seperti diriwayatkan Imam Ahmad.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan: telah menceritakan kepada kami Affan, telah menceritakan kepada kami Abu Uwwanah, dari Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Mujahid, dari Ibnu Umar yang mengatakan Rasulullah SAW pernah bersabda: "Tiada suatu hari pun yang lebih besar di sisi Allah, dan yang lebih disukai untuk dilakukan amal di dalamnya selain hari-hari yang sepuluh ini. Maka, perbanyaklah kalian di hari-hari ini membaca tahlil, takbir, dan tahmid."

Dalam hadis lain, Imam Bukhari mengatakan: "Ibnu Umar dan Abu Hurairah keluar menuju pasar di hari-hari belasan (dari bulan Zulhijah) ini, maka keduanya bertakbir dan orang-orang yang ada di pasar ikut bertakbir bersama takbir keduanya."

Batas Waktu Takbiran Idul Adha

Melansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, menurut Ustaz Ahmad Mundzir yang menukil pendapat Syekh Abu Abdillah Muhammad ibn Qasim as-Syafi'I dalam Fathul Qarib al-Mujib menjelaskan, takbir Idul Adha merupakan takbir muqayyad.

Pelaksanaan takbir muqayyad memiliki waktu khusus, yakni mengiringi salat atau dilafalkan usai salat, baik fardu ataupun sunah. Waktu membacanya setelah salat subuh pada hari Arafah 9 Zulhijiah hingga selepas asar hari tasyrik terakhir 13 Zulhijah. Artinya, takbir Idul Adha dilaksanakan selama lima hari.

Dengan begitu, berdasarkan kalender Hijriah Indonesia 2024 yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) RI dan hasil sidang isbat, batas akhir takbiran Idul Adha pada 13 Zulhijah 1445 Hijriah atau bertepatan Kamis 20 Juni 2024.

Bacaan Takbir Idul Adha

اَللهُ أًكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أًكْبَرُ ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَلِلَّهِ اْلحَمْدُ

Latin: Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, la ilaha illa Allah wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa lillahil-hamd.

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, tidak ada tuhan selain Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah."

Sementara itu, Imam Muslim meriwayatkan, Rasulullah SAW menambahkan zikir pada bacaan takbir saat di bukit Safa. Adapun bunyi lafalnya sebagai berikut.

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ الِلّٰهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الاَحْزَابَ وَحْدَهُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ

Latin: Allāhu akbar kabīrā, walhamdu lillāhi katsīrā, wa subhānallāhi bukratan wa ashīlā, lā ilāha illallāhu wa lā na'budu illā iyyāhu mukhlishīna lahud dīna wa law karihal kāfirūn, lā ilāha illallāhu wahdah, shadaqa wa'dah, wa nashara 'abdah, wa hazamal ahzāba wahdah, lā ilāha illallāhu wallāhu akbar.

Artinya: Allah maha besar. Segala puji yang banyak bagi Allah. Maha suci Allah pagi dan sore. Tiada tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya, memurnikan bagi-Nya sebuah agama meski orang kafir tidak menyukainya. Tiada tuhan selain Allah yang esa, yang menepati janji-Nya, membela hamba-Nya, dan sendiri memorak-porandakan pasukan musuh. Tiada tuhan selain Allah. Allah maha besar.

Artikel ini ditulis oleh Najza Namira Putri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads