Makna di Balik Penamaan Arafah

Makna di Balik Penamaan Arafah

Alifia Kamila - detikJatim
Jumat, 14 Jun 2024 14:41 WIB
MECCA, SAUDI ARABIA - JULY 08: Prospective pilgrims visit the Mountain of Mercy (Mount Arafat), which is the place where Adam and Eve reunited on Earth after falling from Heaven, as Muslims continue their worship to fulfill the Hajj pilgrimage in Mecca, Saudi Arabia on July 08, 2022. (Photo by Ashraf Amra/Anadolu Agency via Getty Images)
Padang Arafah. Foto: Ashraf Amra/Anadolu Agency via Getty Images
Surabaya -

Arafah menjadi lokasi pelaksanaan wukuf yang dilakukan jemaah haji. Rupanya, ada makna tersendiri di balik penamaan Arafah. Simak uraian mengenai pandangan tentang penamaan Arafah.

Saat ini, jemaah haji telah memasuki detik-detik pemberangkatan menuju Arafah. Di kawasan ini, jemaah haji akan melaksanakan wukuf, sedangkan muslim yang tidak berhaji disunahkan berpuasa Arafah.

Dilansir laman Nahdlatul Ulama (NU) Online, terdapat sejumlah pandangan ulama terkait alasan penamaannya sebagai Arafah. Salah satunya pendapat Imam Fakhruddin Ar-Razi dalam kitab Mafatihul Ghaib.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Makna Nama Arafah

Terdapat delapan uraian mengenai makna nama Arafah menurut pendapat Imam Fakhruddin Ar-Razi. Adapun berikut delapan pandangan makna penamaan Arafah.

1. Pertemuan Nabi Adam dan Sayyidah Hawa

Arafah menjadi lokasi dipertemukannya kembali Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa yang merupakan pasangan suami istri. Sebelumnya, Nabi Adam AS dan Sayyidah Hawa telah bersama di surga, kemudian diusir ke dunia akibat kesalahan yang diperbuat. Melalui pertemuan itu, keduanya menjadi tahu (arafa) antara satu dengan lainnya.

ADVERTISEMENT

2. Nabi Adam Mengetahui Cara Haji

Pada hari yang sama, Nabi Adam AS mengetahui prosesi ibadah haji yang diajarkan Malaikat Jibril. Sesampainya di Padang Arafah, Jibril bertanya kepadanya "Apakah engkau sudah tahu?".

Pertanyaan itu kemudian dibalas Nabi Adam AS dengan "Iya, tahu." Sejak saat itu, hari tersebut dikenal sebagai hari Arafah (tahu).

3. Nabi Ibrahim Bermimpi Menyembelih Anaknya

Nabi Ibrahim mengalami peristiwa berupa mimpi untuk menyembelih putranya, yaitu Nabi Ismail AS. Peristiwa ini yang nantinya diberi nama Arafah.

4. Nabi Ibrahim Mengetahui kebenaran mimpinya

Seusai mendapat mimpi untuk menyembelih anaknya, Nabi Ibrahim AS segera mencari kebenaran atas mimpinya itu. Nabi Ibrahim selanjutnya mengetahui (arafah) kebenaran di balik mimpinya bertepatan pada 9 Zulhijah.

5. Nabi Ibrahim Mengetahui Cara Haji

Selain Nabi Adam AS, Malaikat Jibril juga mengajarkan mengenai tata cara ibadah haji dan membawa Nabi Ibrahim AS menuju Arafah. Saat sampai di tanah Arafah, Jibril kembali mengulang pertanyaan yang sama, "Apakah engkau tahu cara dan lokasi tawaf dilakukan?", yang kemudian dijawab "Iya, tahu," oleh Nabi Ibrahim AS.

6. Nabi Ibrahim Bertemu Siti Hajar dan Nabi Ismail

Kala itu, Nabi Ibrahim AS harus pergi menuju Syam. Ini menyebabkan Nabi Ibrahim tidak pernah bertemu dengan anaknya, Nabi Ismail dan Siti Hajar yang merupakan istrinya selama beberapa tahun. Keluarga kecil itu kembali dipertemukan oleh Allah SWT bertepatan pada hari Arafah.

7. Orang Haji Menamai Arafah

Ada pula yang berpendapat bahwa nama hari Arafah disebut oleh jemaah haji karena prosesi ibadah wukuf yang dilakukan di kawasan itu. Sehingga, kata 'arafah' diambil ketika berhenti di tanah Arafah.

8. Jemaah Haji Diberitahu Mendapat Ampunan dan Rahmat

Allah SWT memberitahukan (yata'arrafu) kabar gembira kepadamuslim yang melaksanakan haji. Kabar tersebut berupa ampunan (maghfirah) dan rahmat yang diperoleh selama ibadah haji.

Selain itu, pendapat lain mengatakan bahwa Arafah diambil dari kata 'i'tiraf' yang berarti pengetahuan. Sebab, hari Arafah membuat umat Islam mengetahui dan membenarkan bahwasanya Allah SWT sebagai Al-Haqq atau satu-satunya Dzat Yang Agung.

Terdapat juga ulama yang mengutarakan, Arafah berasal dari kata 'arafa. Itu artinya bau yang harum. Makna ini merujuk pada pelaksanaan ibadah haji di Arafah yang menunjukkan keinginan untuk taubat. Orang yang bertaubat akan terlepas dari dosa-dosa sehingga dapat menjadi jiwa yang harum atau terbebas dari kesalahan.

Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/fat)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads