Banyak Gen-Z di Kota Malang ternyata belum memiliki pekerjaan alias menganggur. Penyebabnya, mereka tidak mau bekerja ke luar Kota Malang.
Hal itu diungkapkan Kepala Dinas Tenaga Kerja, Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arif Tri Sastyawan.
Menurut Arif, alasan banyaknya Gen-Z di Kota Malang menganggur, karena sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk bekerja di Malang saja.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, pihaknya belum dapat memastikan berapa jumlah Gen-Z di Kota Malang yang menganggur.
"Akan menjadi tantangan bagi kami, dengan banyaknya Gen-Z itu (menganggur). Untuk dapat membuka lapangan kerja baru," terang Arif kepada wartawan, Jumat (7/6/2024).
Arif mengungkapkan, kondisi itu diketahuinya seperti saat Disnaker-PMPTSP Kota Malang menggelar pelatihan kepada masyarakat Kota Malang untuk bisa mengembangkan keterampilan demi siap bekerja.
"Tetapi, belum selesai pelatihan, saya dihubungi oleh pengusaha di Batam dan Bali untuk mencari pekerja dari Malang. Kita sampaikan ke peserta, tapi mereka tidak mau. Mereka maunya bekerja di Malang, tidak mau keluar dari Malang," ungkapnya.
Arif menuturkan, kondisi ini menjadi fenomena meresahkan untuk kemajuan di Kota Malang. Oleh sebab itu, pihaknya berupaya dengan membuka lapangan kerja baru untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kota Malang bidang investasinya, seperti kuliner, hotel bisa banyak menyerap tenaga kerja. Bagaimana upaya kami untuk bisa terus membuka dan menyerap tenaga kerja," tuturnya.
Menurut data BPS Kota Malang, tingkat pengangguran terbuka di Kota Malang cenderung menurun. Pada tahun 2021, tingkat pengangguran terbuka Kota Malang berada di angka 9,65 persen.
Kemudian, pada tahun 2022 turun menjadi 7,66 persen dan di tahun 2023 menjadi 6,80 persen. Arif mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk terus menekan angka pengangguran.
"Jadi bagaimana data by name by address kami bisa tepat sasaran. Sehingga, kegiatan-kegiatan pelatihan mampu sesuai bidangnya, dan tepat sasaran," pungkasnya.
(hil/iwd)