Dinkes Jatim Masifkan Penurunan Stunting Jadi 14% dengan Cara Ini

Dinkes Jatim Masifkan Penurunan Stunting Jadi 14% dengan Cara Ini

Esti Widiyana - detikJatim
Kamis, 16 Mei 2024 01:01 WIB
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dr Waritsah Sukarjiyah dan Arie Rukmantara dari Unicef di Unusa.
Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dr Waritsah Sukarjiyah dan Chief Field Office UNICEF Arie Rukmantara di Unusa. (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Prevalensi kasus stunting di Jawa Timur tahun 2023 setinggi 17,7%. Dinkes Jatim menargetkan kasus stunting di Bumi Majapahit turun menjadi 14% pada 2024 ini.

Salah satu cara menekan kasus stunting yakni dengan edukasi demi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap gizi kurang dan gizi buruk (wasting). Selain BKKBN, Dinkes Jatim menggandeng Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) dan UNICEF

"Beberapa upaya sudah dilakukan kemarin, kami juga melakukan rapat koordinasi tim percepatan penurunan stunting, kami berupaya bagaimana secepat mungkin target itu tercapai," ujar Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jatim dr Waritsah Sukarjiyah saat ditemui detikJatim di Unusa, Rabu (15/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami percaya bahwa kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan organisasi berbasis agama, dan organisasi wanita, sangat penting mencegah dan mendeteksi dini wasting," imbuhnya.

Menurutnya, berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Jatim untuk mempercepat penurunan angka stunting dengan membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS).

ADVERTISEMENT

Dr Waritsah mengatakan tahun ini UNICEF memiliki program penguatan dan pendampingan terhadap ibu hamil. Program itu bisa menjadi salah satu cara untuk mencapai target penurunan stunting.

"Kalau sebelumnya ada pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, nantinya juga ada program baru dari Kemenkes yaitu pemberian multinutrien suplemen. Nanti insyaallah akan dibarengkan dengan program UNICEF," jelasnya.

38 Kabupaten/kota di Jatim menurutnya akan segera mendapat Multinutrien Suplemen untuk mempercepat penurunan stunting. Sementara Unicef secara khusus akan mendampingi 3 kabupaten, yakni Lumajang, Bondowoso, dan Kediri.

"Mudah-mudahan ini akan lebih cepat lagi untuk mempercepat penurunan stunting," ujarnya.

Chief Field Office UNICEF Arie Rukmantara mengatakan pihaknya membantu pemerintah mengedukasi masyarakat soal wasting atau kekurangan gizi akut meliputi gizi kurang dan gizi buruk.

"Semoga ada partisipasi aktif anggota masyarakat, khususnya dari organisasi berbasis agama, untuk berperan aktif dalam deteksi dini dan rujukan tepat waktu bagi anak-anak yang menderita wasting," kata Arie.

Menurutnya, pengelolaan gizi buruk terintegrasi dan pendekatan berbasis bukti untuk pencegahan hingga tata laksana wasting pada anak balita telah dilaksanakan secara nasional.

"Upaya itu juga sebagai salah satu intervensi gizi spesifik untuk mempercepat upaya pencegahan stunting," pungkasnya.




(dpe/dte)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads