Apa Itu Hujan Buatan? Ini Proses Terjadinya

Apa Itu Hujan Buatan? Ini Proses Terjadinya

Savira Oktavia - detikJatim
Senin, 18 Sep 2023 19:00 WIB
Ilustrasi payung atau hujan
Ilustrasi hujan buatan/Foto: Getty Images/iStockphoto/BrianAJackson
Surabaya -

Seiring perkembangan zaman, teknologi semakin canggih. Salah satu wujud pemanfaatan teknologi dalam kehidupan sehari-hari yakni hujan buatan.

Pemerintah memanfaatkan hujan buatan untuk meminimalisasi dampak negatif dari musim kemarau. Hujan buatan juga digunakan untuk mengantisipasi kebakaran hutan.

Hujan Buatan:

Apa Itu Hujan Buatan?

Dikutip dari jurnal berjudul Simulasi Teknik Modifikasi Cuaca Hujan Buatan Dengan Menggunakan Adobe Flash karya Deni & Cucu, hujan buatan atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) merupakan upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan curah hujan, yang turun secara alami dengan mengubah proses fisika yang terjadi di dalam awan menggunakan bahan semai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perubahan proses fisika ini dapat dilakukan dengan proses tumbukan dan penggabungan (collision dan coalescense), proses pembentukan es (ice nucleation). Sehingga hujan buatan merupakan proses perbaharuan untuk menyediakan awan dengan kandungan air yang cukup, sehingga tercipta hujan yang sampai ke tanah.

Manfaat Hujan Buatan

Ada beberapa manfaat penerapan hujan buatan, di antaranya sebagai berikut.

ADVERTISEMENT
  • Mengatasi bencana kekeringan di beberapa daerah.
  • Mengisi waduk, danau.
  • Memenuhi kebutuhan air bersih.
  • Untuk irigasi.
  • Untuk pembangkit listrik (PLTA).
  • Mengatasi kebakaran hutan atau lahan dan kabut asap.

Proses Terjadinya Hujan Buatan

Mengutip dari situs Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, sebelumnya hujan buatan atau Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menggunakan pesawat yang menghantarkan bahan semai berupa NaCL ke awan melalui udara. Namun, terdapat metode lain yang dapat dimanfaatkan untuk membawa bahan semai itu ke awan.

Para peneliti telah mengembangkan teknik penyampaian bahan semai ke dalam awan melalui jalur darat, yakni dengan memanfaatkan wahana Ground Based Generator (GBG) dan pohon flare untuk sistem statis.

Wahana GBG adalah salah satu metode menghantarkan partikel bahan semai ke dalam awan melalui pembangkit yang diletakkan di permukaan (ground). Caranya dengan memanfaatkan potensi bentuk topografi dan angin lokal yang datang menuju atas pegunungan saat siang hari.

Kedua teknik ini mempunyai prinsip kerja yang sama dalam menyampaikan bahan semai ke dalam awan, yakni menargetkan keberadaan awan orografik dan awan yang berada di sekitar pegunungan. Teknik ini banyak dimanfaatkan di wilayah yang memiliki topografi pegunungan.

Adapun kondisi cuaca yang baik untuk diterapkannya proses pembuatan hujan buatan yakni sebagai berikut:

  • Kelembaban relatif (RH) minimal 70%.
  • Kecepatan angin sekitar 10 knots atau kondisi angin cukup tenang.
  • Jarak pandangan tidak terlalu jauh.

Nah, itulah informasi yang telah dihimpun detikJatim mengenai pengertian, manfaat, hingga proses terjadinya hujan buatan.

Artikel ini ditulis oleh Savira Oktavia, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(irb/sun)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads