99 Kasus Suspek Flu Singapura Ditemukan di Kabupaten Blitar

99 Kasus Suspek Flu Singapura Ditemukan di Kabupaten Blitar

Fima Purwanti - detikJatim
Jumat, 31 Mei 2024 06:01 WIB
Dinkes Kabupaten Blitar
Dinkes Kabupaten Blitar (Foto: Fima Purwanti/detikJatim)
Blitar -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Blitar mencatat ada sekitar 99 kasus suspek flu Singapura. Suspek flu Singapura itu ditemukan setelah adanya laporan dari fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes) selama sebulan terakhir.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Blitar, Anggit Ditya Putranto menyebutkan, pihaknya telah menerima laporan dari masing-masing Fasyankes. Termasuk dari Puskesmas di setiap kecamatan dan Rumah Sakit di Kabupaten Blitar.

Laporan itu menunjukkan adanya temuan kasus suspek flu Singapura dari minggu 18 hingga minggu 21.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya temuan suspek flu Singapura dari minggu 18 sampai dengan minggu 21. Untuk temuannya menyebar, ada beberapa di Puskesmas dan Rumah Sakit," terang Anggit saat dikonfirmasi detikJatim, Kamis (29/5/2024).

Adapun rincian temuan kasus suspek flu Singapura tersebut yakni, minggu ke-18 ada 15 kasus, minggu ke- 19 ada 18 kasus, minggu ke-20 ada 40 kasus dan minggu ke-21 ada sekitar 26 kasus. Temuan kasus suspek flu Singapura itu menyebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Blitar, seperti di Kecamatan Wates, Kecamatan Selopuro dan sebagainya.

ADVERTISEMENT

Anggit mengatakan, temuan kasus suspek flu Singapura tidak hanya terjadi di Kabupaten Blitar namun juga ditemukan di beberapa daerah lain. Untuk itu, Dinkes meminta agar masyarakat lebih waspada dengan mengetahui gejala-gejala flu Singapura.

"Jadi awalnya ada demam sama seperti penyakit lainnya, kemudian keluar lesi (memar) di tangan, kaki dan stomatitis di area rongga mulut," jelasnya.

Menurut Anggit, pasien dengan flu Singapura dapat sembuh. Adapun masa penyembuhan kurang lebih sekitar 7-10 hari, dengan penanganan yang tepat. Masa penyembuhan tersebut juga dipengaruhi oleh masing-masing kondisi tubuh pasien.

Sementara terkait penyebaran flu Singapura atau yang juga disebut virus hand, foot, and mouth disease (HFMD), lanjut Anggit, dapat ditularkan melalui kontak kulit, udara pernafasan, cairan dari blister (benjolan kecil) dari pasien. Selain itu, dari makan dan minum bersama, hingga melalui cairan atau droplet yang terlempar ke udara saat bersin dan batuk.

Anggit menambahkan, pasien suspek flu Singapura didominasi oleh usia anak. Yakni antara bayi dibawah lima tahun (balita) maupun anak - anak dibawah usia 10 tahun. Untuk itu, pihaknya mengimbau agar masyarakat dan orang tua lebih waspada dengan kondisi anak. Termasuk menjaga kebersihan lingkungan, dan memberikan asupan makanan yang bergizi.

"Yang jelas paling utama itu jaga kebersihan dan jaga kondisi tubuh. Kalau demam tidak kunjung sembuh, dan ada gejala lain bisa segera ke Fasyankes untuk mendapatkan penanganan secara tepat. Kemudian kami juga akan menggencarkan sosialisasi pencegahan dan penanganan terkait temuan kasus suspek flu Singapura itu," pungkasnya.




(abq/iwd)


Hide Ads