Pemerintah Kota (Pemkot) Pasuruan meresmikan Gerakan Terpadu Siaga Tuberkulosis (Gardu Siaga TBC). Upaya ini dilakukan untuk mempercepat eliminasi TBC di wilayahnya.
Gardu Siaga TBC diresmikan oleh Wali Kota Pasuruan Saifullah Yusuf (Gus Ipul) di Gedung Gradika Bhakti Praja Kota Pasuruan, Selasa (28/5/2024). Gus Ipul menyampaikan saat ini beberapa penyakit menular masih menjadi masalah kesehatan di Kota Pasuruan, salah satunya adalah TBC. Hal ini membutuhkan penanganan maksimal.
"Di Kota Pasuruan, masih ada beberapa kasus penyakit TBC yang belum mampu kita atasi sepenuhnya dari ukuran yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni dengan metode TOS (Temukan, Obati, Sampai Sembuh)," ujar Gus Ipul.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gus Ipul menyebutkan hal tersebut terjadi karena masih adanya stigma dan diskriminasi pada pasien TBC. Itu menjadi hambatan bagi mereka untuk menjalani pengobatan.
"Perlu dipahami bahwa TBC dapat disembuhkan melalui pengobatan rutin hingga tuntas. Banyak kasus penyakit TBC yang tidak mau diobati sampai sembuh karena di luar sana masih ada stigma buruk tentang TBC," ucapnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, Gus Ipul menuturkan perlunya pendekatan yang baik agar para pasien TBC dapat merasa aman dan nyaman untuk berobat. Semua pihak harus mengambil peran dalam percepatan eliminasi TBC dengan mendukung pasien yang terinfeksi TBC untuk dapat menjalani pengobatan hingga tuntas.
"Yakinkan bahwa penyakit TBC bisa diobati agar tidak menular kepada yang lain. Pasien TBC harus kita rangkul dan diberi penjelasan dengan kasih sayang sebab jika kita salah dalam melakukan pendekatan, maka ada ketakutan yang dirasakan oleh pasien TBC," tutur Gus Ipul.
Menurut Gus Ipul, Dinas Kesehatan tidak bisa mengatasi masalah ini sendirian. Perlu kerja sama dengan pihak swasta dan masyarakat.
"Fasilitas kesehatan dimiliki oleh swasta sudah seharusnya turut serta untuk mengambil peran positif dalam rangka mengatasi masalah TBC di Kota Pasuruan. Saya juga ajak lurah, Ketua RT dan RW, semua kader kesehatan serta tokoh masyarakat lainnya gandeng tangan untuk meyakinkan mereka yang sudah teridentifikasi memiliki penyakit TBC agar tidak perlu takut dan khawatir berobat sampai sembuh," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Shierly Marlena dalam laporannya menyebutkan bahwa penemuan dan pengobatan kasus TBC di Kota Pasuruan menempati urutan tertinggi ke 4 di Provinsi Jawa Timur. Di mana setiap 100.000 orang terdapat 339 orang sakit TBC di Kota Pasuruan.
"Hal ini terjadi karena masih rendahnya pengetahuan masyarakat serta tingginya penilaian buruk tentang penyakit TBC di masyarakat," kata Shierly.
Shierly mengatakan Inovasi Gerakan Terpadu Melalui Jejaring Layanan Siaga Tuberkulosis ini dilaksanakan serentak sebagai gerakan masyarakat dalam menuntaskan penyakit TBC di Kota Pasuruan. Inovasi ini dilakukan dengan pembentukan jejaring kerjasama fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta, penambahan layanan penyuluhan, edukasi dan skrining TBC di semua posyandu, serta pelayanan jemput bola bersama pentahelix untuk penemuan kasus TBC yang berbasis digital melalui Aplikasi SITB sehingga semua pecatatan dan pelaporan dapat diakses oleh seluruh stakeholder.
(akn/ega)