Aksi sosial mahasiswa Institute Teknologi Adhi Tama Surabaya (ITATS) patut diacungi jempol. Mereka menggalang program Nasi Darurat Surabaya untuk masyarakat yang membutuhkannya.
Program ini digagas oleh Faisal, mahasiswa asal ITATS bersama dua rekannya, Arga dan Nia. Program ini berawal dari rasa keprihatinan Faisal dkk karena banyak masyarakat yang masih banyak tak bisa makan.
Atas dasar ini, Faisal dkk berinisiasi membagikan nasi bungkus ke setiap masyarakat yang membutuhkannya. Untuk mendapatkan nasi bungkus gratis, masyarakat bisa menghubungi kontak yang tertera di media sosial seperti di Instagram dan X @nasidaruratsby.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dimulai sejak Februari 2023. Penerimanya terbuka untuk umum, digarisbawahi untuk yang berada dalam kondisi darurat, seperti kalau misal para penerima ini sudah benar-benar kehabisan bekal," ujar Faisal kepada detikJatim, Senin (27/5/2024).
Faisal menjelaskan sumber pendanaan Nasi Darurat Surabaya ini berasal dari hasil donasi maupun bantuan dari masyarakat sekitar. Sistemnya seperti gerakan saling bantu antar masyarakat.
"Jadi ada grup di WhatsApp untuk teman-teman relawan yang berkenan membantu. Ada 8 orang di sana. Nanti kalau ada yang membutuhkan bantuan, akan disampaikan. Lalu yang bisa membantu akan langsung terjun ke lokasi," kata Faisal.
Per harinya ia dan teman-temannya bisa mengantar hingga 10-15 nasi bungkus di berbagai titik yang tersebar di Kota Surabaya. Namun dalam bulan Mei ini ternyata permintaannya meningkat. Bahkan mereka bisa melayani hingga 25 permintaan per hari.
"Kebanyakan memang di daerah kampus seperti Surabaya selatan, timur, dan pusat. Kendala kami kalau ada yang butuh bantuan di Surabaya utara dan barat masih cukup susah, karena jauh. Tapi kami siasati dengan kerjasama bersama warung terdekat dari lokasi," tuturnya.
Program Nasi Darurat Surabaya ini bisa diakses setiap hari oleh masyarakat dengan jam operasional pemesanan terakhir di jam 16.00 WIB, kemudian pengantaran nasi ke lokasi tujuan dimulai pada pukul 17.00-21.00 WIB.
"Relawan yang tergabung di sini bergerak secara sukarela, tidak dinaungi komunitas, perusahaan, atau lembaga tertentu. Kami juga terbuka untuk masyarakat yang mau berdonasi, gak harus uang, tenaga juga bisa," jelas Faisal.
Faisal dan teman-temannya tak pernah curiga jika program ini kemudian dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk mendapatkan makanan gratis. Mereka percaya bahwa penerima adalah orang yang benar-benar membutuhkan.
Mereka pun berharap agar progam Nasi Darurat Surabaya ini bisa dijangkau oleh lebih banyak masyarakat.
"Harapannya tidak ada lagi kasus masyarakat yang kekurangan dan semakin banyak yang terbantu dengan program ini," pungkasnya.
(abq/iwd)