Calon Jamaah haji kloter 40 asal Jember bernama Saker (70) yang sempat kabur dari Asrama Haji Embarkasi Surabaya (AHES) dinyatakan layak terbang. Dia tetap diberangkatkan ke tanah suci.
Saker telah diberangkatkan bersama kloter tempat dirinya berada. Dia dijadwalkan take off dari Bandara Juanda Rabu (22/5) dini hari pukul 00.30 WIB.
"Jemaah itu layak terbang, layak menunaikan haji tetapi butuh pengawasan baik dari istrinya yang ikut dan teman-teman kloter, ya semuanya," ujar Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Abdul Haris, Selasa (21/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan bahwa faktor kesehatan dan pembimbingan juga penting untuk dipastikan bagi Saker. Dia menyebut peran penting ketua kloter untuk itu, terutama dalam hal koordinasi.
Haris menyebutkan bahwa usai ditemukan dan dijemput oleh petugas keamanan, PPIH, dan didampingi kepolisian, Saker telah menjalani serangkaian pemeriksaan.
"Begitu datang kami lihat dan lakukan pemeriksaan fisik dan mental. Alhamdulillah fisiknya sehat tetapi sedikit terkena demensia dan butuh penanganan kejiwaan. Sudah kami sampaikan ke petugas kloter terutama ke tim kesehatan untuk melakukan pendampingan dan pengawasan terus menerus saat di tanah suci," jelas Haris.
Sebelumnya Saker sempat kabur dari AHES dan ditemukan sekitar 7 km di Bogorami Makam, Bulak, Surabaya. AHES. Warga setempat Mohamad Arifin yang menemukan jamaah haji ini sekitar pukul 18.30 WIB di sekitar gang rumahnya.
"Saya tanya 'Pak Jenengan dari mana', dia bingung ngomong apa, gak jelas ngomongnya. 'Saya mau ke sana, keluarga saya di sana di sana'," ujar Arifin.
Ia melihat Saker dalam kondisi yang bingung dan gusar saat diajak berbicara. Saker menyebut bahwa ia mencari keluarganya. Arifin pun lantas melaprokan kejadian ini ke radio Suara Surabaya.
Sekitar 20 menit kemudian, petugas keamanan dan PPIH didampingi kepolisian datang menjemput Saker. Adapun motif Saker kabur adalah ingin menuju ke daerah asalnya di Jember.
Insiden kaburnya CJH ini menjadi evaluasi bagi PPIH Embarkasi Surabaya, terutama dari aspek keamanan. Abdul Haris pun mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan investigasi lebih lanjut terkait hal ini.
"Sedang kami investigasi apakah saat keluar pakai jaket jas sehingga seperti apa kita lakukan investigasi. Satpam kalau tahu pasti gak boleh. Kita sudah ada aturannya setiap jamaah haji tidak boleh keluar apapun alasannya, kecuali pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan kesehatan pun sudah ada di embarkasi, seandainya harus keluar kita punya jalur tersendiri," tandasnya.
(dpe/iwd)