21 Mei diperingati sebagai Hari Peringatan Reformasi atau Hari Reformasi Nasional. Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan lengsernya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998. Simak sejarah hingga lahirnya Hari Reformasi Nasional.
Tahun ini merupakan tahun ke-26 peringatan Hari Reformasi Indonesia sejak 1998. 26 tahun lalu, Presiden Soeharto mundur dari jabatannya pada 21 Mei 1998, dan menjadi penanda peringatan Hari Reformasi Nasional.
Sejarah Hari Reformasi Nasional 21 Mei
Sejarah lahirnya reformasi di Indonesia berawal ketika Soeharto menjabat presiden kedua Indonesia menggantikan Soekarno pada 1967. Selama 2 tahun masa kepemimpinannya, Soeharto mendapat julukan sebagai Bapak Pembangunan karena dinilai mampu menjaga stabilitas negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, stabilitas yang selalu terjaga itu pada akhirnya goyah hingga terjadi demonstrasi dan kerusuhan di mana-mana. Demonstrasi terjadi karena krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada 1998 sehingga reformasi terus disuarakan.
Krisis ekonomi tersebut membuat masyarakat menilai Soeharto sudah tidak mampu mengatasi krisis berkepanjangan ini. Masyarakat pun menuntut untuk reformasi. Mahasiswa saat itu juga turun melakukan demonstrasi untuk menuntut Soeharto melepas jabatannya sebagai presiden.
Bahkan, aksi demonstrasi juga dilakukan di sejumlah daerah seperti Jakarta, Yogyakarta, Bandung, dan daerah lainnya. Kemudian meledaklah demonstrasi pada 12 Mei yang dikenal dengan Tragedi Trisakti pada 12 Mei.
Kekacauan pecah ketika mahasiswa Trisakti dihalangi saat hendak menuju gedung DPR. Aparat keamanan mengeluarkan tembakan peringatan. Namun, tembakan tersebut bukan peluru karet, melainkan peluru besi. Mahasiswa pun kocar-kacir menyelamatkan diri.
Peristiwa tersebut mengakibatkan empat mahasiswa gugur. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana (1978-1998), Heri Hertanto (1977-1998), Hafidin Royan (1976-1998), dan Hendriawan Sie (1975-1998). Sementara mahasiswa lainnya mengalami luka-luka dan dibawa ke RS Sumber Waras.
Sidang paripurna pun digelar pada 19 Mei 1998. Beberapa tokoh diundang ke Istana untuk berpartisipasi dalam diskusi mengenai peristiwa demonstrasi ini. Tokoh tersebut antara lain Megawati, Emha Ainun Nadjib, Yusril Ihza Mahendra, Amien Rais, Nurcholis Madjid, dan lainnya.
Hingga pada 21 Mei 2998 Soeharto menyatakan mundur dari jabatannya sebagai presiden. Lengsernya Soeharto menjadi momen lahirnya reformasi di Indonesia, dan peringatan Hari Reformasi Nasional.
Artikel ini ditulis oleh Allysa Salsabillah Dwi Gayatri, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)