Kesetaraan Gender di Antara Bebatuan Tambang Tujuh Bukit

Hana Nushratu Uzma - detikJatim
Senin, 20 Mei 2024 14:13 WIB
Foto: Dok. Merdeka Copper Gold
Jakarta -

Ada kesetaraan gender dalam operasional pertambangan emas Tujuh Bukit yang dilaksanakan PT Bumi Suksesindo di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Ada 18 orang perempuan operator lapangan di antara ratusan pekerja pria.

Mereka adalah female green operator yang mengendarai alat berat untuk mengambil dan mengangkut material tambang berupa ore atau bijih emas dan waste atau material buangan.Mereka direkrut dalam dua gelombang pada medio Maret 2024.

"Saya mendaftar via surat elektronik (e-mail) saat ada lowongan untuk Ring 1 dibuka. Kebetulan dusun saya Ringinsari, Desa Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran masuk dalam Ring 1," kata operator Vanessa Fazura, dalam keterangan tertulis, Senin (20/5/2024).

Gadis kelahiran 25 Januari 2000 ini, adalah lulusan D3 Bahasa Inggris, Jurusan Pariwisata, Politeknik Negeri Jember. Sebelumnya ia pernah bekerja di sebuah hotel dan sama sekali tidak membayangkan akan diterima di PT BSI untuk mengerjakan tugas yang jauh berbeda dengan yang dipelajarinya semasa kuliah.

Vanessa sempat bingung setelah tahu tugasnya sebagai operator alat berat. Ia sama sekali tidak bisa mengendarai kendaraan roda empat. Tiba-tiba harus bekerja mengendalikan alat berat dengan ukuran tiga kali lipat lebih besar daripada mobil biasa.

"Saya sempat bingung, program female green operator ini bagaimana sebenarnya," katanya.

Semua perempuan calon operator kendaraan berat di PT BSI harus melewati bimbingan mental dan fisik selama delapan hari di Pantai Lampon, Banyuwangi, yang merupakan pusat pelatihan marinir. Mereka dilatih keras agar benar-benar memiliki fisik dan mental yang tangguh. Dimulai pada pagi hari, pembinaan mental dan fisik baru berakhir pada pukul 22.00 malam.

"Kami mendapat pelajaran ilmu tentang alat-alat berat pertambangan, mengenai komponen mesin, dan bagaimana mengendarainya. Kami juga mendapat pelajaran soal pertambangan," kata Vanessa.

Semula mereka berlatih dengan simulator. Dua bulan kemudian, mereka dilatih di lapangan dengan mengendarai langsung alat berat itu.

"Selama pendidikan saya butuh support orang-orang terdekat karena perlu mental kuat untuk terjun ke lapangan. Trainer-nya sangat telaten, sangat sabar, dan mampu meng-handle karakter murid-muridnya," kata Vanessa.

Rasa aman dan nyaman ini yang membuat Vanessa ingin berkembang. Ia kini ingin mempelajari beberapa alat berat di PT BSI. Dia sudah mempelajari tiga tipe ADT, yakni Belt, CAT, dan Volvo.

"Cuma memang cara pengoperasiannya agak sedikit beda. Next saya memang bercita bercita lebih tinggi, siapa tahu bisa naik Off Highway Truck (OHT) yang lebih besar lagi muatannya dan mempelajari alat-alat berat lain," katanya.



Simak Video "Dian Sastro Ajak Orang Tua Indonesia Terbuka dengan Kesetaraan Gender"

(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork