Pendidikan wajib didapatkan setiap anak. Namun bagi keluarga prasejahtera, aspek pendidikan untuk anak seringkali belum bisa terpenuhi dengan semestinya.
Jangankan untuk menyekolahkan anaknya, mengisi perut saja mereka sering keberatan. Alhasil banyak anak yang kemudian terpaksa tidak bisa mengenyam pendidikan dan justru diajak bekerja memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga.
Hal ini yang menjadi alasan utama Ria Puspita Andrianto, wanita asal Kenjeran Surabaya yang memiliki tujuan mulia mendirikan sekolah gratis di tingkat TK (taman kanak-kanak) untuk anak-anak yang berasal dari keluarga prasejahtera. Sekolah gratis itu bernama TK Untuk Indonesia, di Jalan Lesti No 67, Kecamatan Darmo, Surabaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bagi Ria, pendidikan adalah hal yang utama. Melalui pendidikan ia percaya anak-anak akan memiliki masa depan yang lebih baik, bahkan bisa mengubah nasib keluarganya.
"Dari mana bisa mencerdaskan kehidupan bangsa kalau gak dari pendidikan, dan pendidikan bisa mengentaskan kemiskinan. Uang itu bukan segalanya, beasiswa itu banyak, asalkan kita mau berusaha. Pendidikan itu bagi yang mau, bukan yang mampu," ujar Ria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Sekolah TK Untuk Indonesia saat dijumpai detikJatim, Selasa (14/5/2024).
Saat berkunjung ke sekolah gratis ini, terlihat puluhan anak sedang belajar menggambar bendera Indonesia sebagai identitas bangsa sambil menyanyi lagu nasional berjudul Hari Merdeka.
Mereka belajar dengan penuh semangat di dalam rumah kontrakan sederhana yang disulap menjadi sekolah tersebut. Mereka pun mendapat berbagai fasilitas seperti seragam, buku, tas, hingga alat tulis dan makanan secara gratis di sini.
Perjalanan berdirinya sekolah gratis TK Untuk Indonesia
Perjalanan Ria memperjuangkan pendidikan gratis bagi anak-anak keluarga prasejahtera di Surabaya dimulai sejak 2012. Saat itu dia bersama rekan sesama mahasiswanya aktif mendatangi balai-balai RW di perkampungan keluarga prasejahtera Surabaya untuk mengajarkan berbagai keterampilan, termasuk baca dan tulis terhadap anak-anak.
Kemudian seiring berjalannya waktu, Ria berjumpa dengan tokoh-tokoh pemerhati pendidikan lainnya hingga berhasil mewujudkan sekolah gratis untuk anak prasejahtera di tahun 2017 yang diberi nama TK Untuk Indonesia di bawah naungan Yayasan Kasih Anak Keluarga Prasejahtera.
Saat masa pendaftaran sekolah tiba, Ria tak kenal lelah berkunjung ke beberapa kawasan seperti Kembang Kuning, Makam Kertajaya, Kapas Madya, dan daerah lainnya untuk melakukan pendataan anak-anak yang belum bersekolah. Ia kemudian membantu melengkapi kebutuhan administrasi bagi anak-anak agar kelak bisa mendapat hak pendidikan di Kota Surabaya.
"Saya kalau datangi KK anak-anak ini di mana, kita buatkan SKTM, kita tracking apakah warga Surabaya karena mereka punya hak-hak yang harus dipenuhi kalau merupakan warga Surabaya. Kami bantu buatkan akta kelahiran untuk yang belum punya. Nanti juga akan saya daftarkan ke SD saat sudah waktunya," ungkapnya.
Kini ada kurang lebih 35 anak yang bersekolah di sini, mereka terbagi dalam dua tingkatan yakni tingkat pertama atau TK A dan tingkat kedua atau TK B. Tiap harinya, mereka akan belajar di sini dari pukul 07.00-13.00 WIB.
Selain untuk memastikan anak-anak mengenyam pendidikan yang layak, ternyata Ria juga memiliki misi lain yaitu untuk memastikan agar anak-anak ini tidak berakhir di jalanan menjadi pengemis dan melakukan pekerjaan yang berbahaya.
"Mereka tiap pagi datang diantarkan orang tua, di jemput saat siang. Mereka datang ada yang dalam kondisi belum makan, belum mandi. Kita bantu rawat, kita ada sarapan dan makan siang bersama. Kita bilang ke orang tua, yang penting antarkan saja anaknya daripada diajak mengemis atau bekerja. Semuanya gratis asalkan anak-anak mau sekolah," tutur Ria.
Sekolah gratis TK Untuk Indonesia mencetak anak-anak berprestasi
Dibantu dengan kurang lebih 4 tenaga pengajar lainnya, Ria dengan sabar mengajar anak-anak di sini mengenal baca tulis, mengenalkan adab dan etika, hingga mendorong anak-anak untuk berani berkarya.
Tiap harinya mereka akan melakukan beberapa rutinitas pembelajaran mulai dari pembacaan kontrak belajar, menyanyikan lagu kebangsaan, doa bersama, dan berbagai kegiatan pembelajaran yang berhasil mencetak mereka menjadi berprestasi.
"Alhamdulillah di sini anak-anak semuanya berprestasi. Ada yang menang lomba, semangat belajarnya juga luar biasa," katanya.
Puluhan piala nampak berjejer di sudut sekolah gratis ini, menjadi bukti dari semangat anak-anak menorehkan prestasi di tengah berbagai keterbatasan.
Selain itu Ria juga menangkap adanya perubahan karakter ke arah yang lebih positif. Anak-anak menjadi lebih percaya diri, memiliki sopan santun, serta memiliki kasih sayang untuk sesama.
"Ada anak- anak yang percaya dirinya bagus sekali. Mereka bahkan berani tampil menjadi asisten saya untuk membantu teman-teman yang lain saat proses pembelajaran. Semuanya berbakat," ujar Ria.
Perjalanan panjang selama beberapa tahun ke belakang yang dilakukan Ria bersama Yayasan Anak Keluarga Prasejahtera tidak akan berhenti. Ia berharap sekolah gratis TK Untuk Indonesia dapat terus berdiri dan bisa membantu anak-anak mengenyam pendidikan.
(dpe/iwd)