Pemanasan global menjadi isu utama yang dapat mengancam bumi. Bumi juga disebut-sebut akan mengalami zaman es lagi. Lalu seperti apa kebenarannya?
Assistant Professor Kanon Kino dari Graduate School of Engineering, University of Tokyo mengatakan, Bumi tidak akan mendingin dalam beberapa puluh ribu tahun ke depan. Namun, zaman es dalam jangka panjang bukan tidak mungkin terjadi.
Kino mengatakan, Bumi selama 1 juta tahun terakhir mengalami siklus kuasi periodik periode glasial dingin yang bergantian dengan periode interglasial hangat. Setiap siklus berlangsung selama beberapa puluh atau seratus ribu tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 7 Jenis Hujan Berdasarkan Cara Terbentuknya |
Ganti Siklus Dingin-Panas Bumi
Pergantian siklus didorong oleh beberapa parameter astronomi. Contohnya seperti perubahan eksentrisitas (jumlah pelencengan) orbit Bumi mengelilingi Matahari, kemiringan sumbu rotasi Bumi, dan presesi sumbu rotasi Bumi. Hal-hal ini menyebabkan redistribusi insolasi (radiasi Matahari yang masuk) secara musiman dan lintang pada Bumi.
"Saat ini kita berada dalam periode interglasial yang dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu. Lamanya periode interglasial hangat ini bervariasi selama satu juta tahun terakhir," terang Kino dalam laman UTokyo.
"Periode interglasial saat ini diperkirakan akan berlanjut selama 30.000 hingga 50.000 tahun jika kita hanya mempertimbangkan perubahan insolasi di masa depan," imbuhnya, mengutip studi Archer dan Ganopolski (2005).
Baca juga: Apa Itu Hujan Buatan? Ini Proses Terjadinya |
CO2 Bikin Bumi Panas Lebih Lama
Karbon dioksida (CO2) dan emisi gas rumah kaca lain akibat aktivitas manusia menurut Kino berpengaruh signifikan pada lamanya periode interglasial. Dampak perubahan konsentrasi CO2 di atmosfer pada masa lalu pada siklus periode glasial dan interglasial bisa dilihat dari inti es Antartika.
Ia menjelaskan, CO2 semula berkisar 180-280 ppm selama satu siklus. Konsentrasi CO2 dalam kisaran konstan selama 800.000 tahun terakhir.
Namun, aktivitas manusia telah menyebabkan CO2 tiba-tiba meningkat dalam 100 tahun terakhir, mencapai 416 ppm pada 2022. Karena peningkatan CO2 di atmosfer berkaitan dengan perpanjangan periode interglasial, Kino memperkirakan, pendinginan iklim saat ini tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Artikel ini telah tayang di detikEdu. Baca selengkapnya di sini.
(abq/dte)