7 Fakta Pilu Perempuan di Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Geraham

Irma Budiarti - detikJatim
Jumat, 10 Mei 2024 09:21 WIB
Suami di Ngawi kehilangan Istrinya yang meninggal usai cabut gigi. Foto: Istimewa
Ngawi -

Davin Ahmad Sofyan (28) harus kehilangan istrinya Nira Pranita Asih (31) untuk selama-lamanya. Istri Davin meninggal dunia setelah melakukan cabut gigi geraham.

Pilunya lagi, dokter yang menangani istri Davin tidak mau bertanggung jawab. Dokter tersebut beralasan tindakan operasi sudah dilakukan sesuai prosedur.

7 fakta pilu perempuan Ngawi Meninggal Usai Cabut Gigi Geraham:

1. Awal Mula Nira Operasi Cabut Gigi

Warga Desa Gendingan, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi itu mengatakan, istrinya melakukan operasi pencopotan gigi geraham pada 28 Desember 2023. Sebelum melakukan operasi itu, Davin dan istrinya melakukan konsultasi pada 20 Desember 2023.

"Kami cabut gigi di dokter klinik yang ada di Walikukun, kami konsultasi dulu gigi bungsu ini normal atau tidak. Setelah rontgen, dokter bilang gigi ini harus dicabut karena jadi penyebab sakit kepala dan lain sebagainya," kata Davin kepada detikJatim, Kamis (9/4/2024).

2. Gusi Bengkak Pascaoperasi

Dua hari kemudian, lanjut Davin, istrinya mengalami pembengkakan gusi hingga mengeluhkan sakit kepala. Davin lantas membawa istrinya melakukan konsultasi ke klinik di Walikukun, Kecamatan Widodaren.

"Saat itu istri saya tetap minum obat yang dianjurkan dokter, di antaranya dibawakan amoxicillin. Namun, setelah dua hari bengkak makin besar. Setelah gigi dicabut itu timbul bengkak di gusi bagian belakang," kata Davin.

3. Nira Alami Radang Gusi

Operasi cabut gigi yang dialami Nira ternyata menyebabkan radang di gusinya. Kondisi itu pun menjalar ke bagian tubuh lainnya hingga ke paru-paru.

Davin sempat membawa istrinyakonsultasi ke sejumlah dokter serta rumah sakit di Solo. Dan, infeksi akibat cabut gigi itu dinyatakan telah menyebar ke bagian tubuh istrinya yang lain. Salah satunya ke paru-paru hingga menyebabkan cairan yang membuat Nira mengalami gangguan napas.

"Saya bawa ke RS Panti Waluyo Solo dinyatakan mengalami radang. Harus rawat jalan, tapi kondisinya tidak membaik malah makin memburuk," sambungnya. Nira pun mengembuskan napas terakhir pada 27 April 2024 di RS Oen Solo.

4. Infeksi Sudah Menjalar

Salah satu rumah sakit tempat Davin membawa istrinya adalah di RS Oen Solo. Di sana Nira ditangani sejumlah dokter. Mulai dari dokter spesialis bedah mulut dan dokter bedah umum.

Setelah menjalani observasi, tim dokter itu menemukan infeksi sudah masuk pada bagian leher dan harus segera ada tindakan. Setelah tindakan itu ditemukan infeksi menjalar ke bagian paru-paru.

Tim dokter memutuskan Nira harus mendapatkan tindakan water sealed drainage (WSD), yakni tindakan medis untuk mengeluarkan cairan atau udara dari rongga dada melalui selang. WSD mulanya dilakukan di rongga paru sebelah kiri.

"Setelah CT scan thorak, ternyata dokter juga menyatakan harus dilakukan WSD di rongga paru bagian kanan untuk mengeluarkan cairan. Totalnya yang dikeluarkan itu cairan sebanyak 2 liter," ujar Davin.

5. Harus Jalani Operasi Torakotomi

Namun, kondisi istrinya justru semakin memburuk. Tim dokter yang menangani menyimpulkan perlu adanya operasi torakotomi, yakni operasi bedah dada untuk menangani infeksi yang dialami Nira. Operasi itu dilakukan pada 30 Februari 2024 karena gangguan pernapasan yang dialaminya.

"Saya diajak koordinasi apa saja yang terjadi setelah operasi torakotomi. Seperti meninggal dunia dan lain-lain. Sekitar 30 Februari operasi dilakukan. Semua lancar. Tapi istri saya harus dirawat di ICU, harus pakai ventilator, alat bantu napas itu," ujarnya.

6. Nira Bergantung pada Ventilator

Setelah dirawat di ICU beberapa lama, Nira tergantung pada ventilator. Tim dokter menyarankan nira dirawat di rumah dengan dibuatkan saluran ventilator melalui trakeostomi. Davin sendiri yang merawat istrinya tercinta hingga tak terasa pria itu tiba di hari pemuncak kepiluannya pada akhir April 2024.

"Pada 27 April itu istri saya mengalami gejala sesak napas lagi. Saya bawa lagi ke RS dr Oen dan akhirnya istri saya mengembuskan napas terakhir di sana," kata Davin sembari menahan tangis.

7. Dokter Gigi Tidak Mau Bertanggung Jawab

Davin menduga kematian istrinya karena ada indikasi kesalahan yang dilakukan dokter di klinik gigi yang menangani pencabutan gigi geraham istrinya. Dia sempat menemui sang dokter dan meminta pertanggungjawaban.

"Tapi dokter itu menyatakan semua yang telah dia lakukan sudah sesuai dengan prosedur. Dia pun menyatakan tidak mau bertanggung jawab atas apa yang dialami oleh istri saya," ujarnya.



Simak Video "Video: Fakta-fakta Sadisnya Antok Bunuh-Mutilasi Uswatun"

(irb/dte)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork