Jembatan Bambu Dibangun Usai yang Lama Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru

Jembatan Bambu Dibangun Usai yang Lama Putus Diterjang Banjir Lahar Semeru

Nurhadi Wicaksono - detikJatim
Rabu, 01 Mei 2024 08:50 WIB
Jembatan bambu dibangun usai jembatan lama putus diterjang lahar dingin Gunung Semeru
Jembatan bambu dibangun usai jembatan lama putus diterjang lahar dingin Gunung Semeru (Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim)
Lumajang -

Jembatan Mujur di Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Lumajang terputus setelah diterjang banjir lahar Gunung Semeru. Jembatan ini terputus di bagian ujung, sehingga tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.

Jembatan sepanjang 50 meter ini menghubungkan 2 kecamatan, yakni Kecamatan Tempeh dan Candipuro. Akibatnya, aktivitas warga pun terganggu dengan terputusnya jembatan ini.

Warga Desa Kloposawit pun berinisiatif membangun jembatan darurat dari bambu sepanjang dua 20 meter agar warga bisa beraktivitas. Jembatan darurat dari bambu ini hanya dikhususkan untuk kendaraan roda dua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jembatan bambu dibangun usai jembatan lama putus diterjang lahar dingin Gunung SemeruJembatan bambu dibangun usai jembatan lama putus diterjang lahar dingin Gunung Semeru Foto: Nurhadi Wicaksono/detikJatim

"Jembatan penghubung Kecamatan Tempeh-Candipuro terputus diterjang banjir sehingga warga berinisiatif untuk membuat jembatan darurat dari bambu," ujar salah satu warga Desa Kloposawit, Kusnan kepada detikJatim, Rabu (1/5/2024).

Warga mengaku, putusnya jembatan membuat aktivitas warga terganggu. Para pengendara jalan pun merasa terbantu dengan dibangunnya jembatan darurat ini, dibandingkan harus memutar sejauh lebih 6 kilometer.

ADVERTISEMENT

"Dengan jembatan darurat ini sangat terbantu karena jembatan utama terputus sehingga kalau menggunakan jalur lain sangat jauh," ujar pengguna jalan Subroto.

Warga berharap jembatan permanen segera dibangun oleh pemerintah agar aktivitas warga kembali normal seperti sediakala.

"Harapan warga agar jembatan permanen segera dibangun sehingga aktifitas warga dan anak anak yang mau ke sekolah kembali normal," pungkas Kusnan.

Sebelumnya, banjir lahar Gunung Semeru terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut Kamis (18/4). Kejadian ini juga berbarengan dengan insiden tanah longsor. Dari dua bencana ini, sebanyak tiga orang tewas hingga 19 jembatan rusak diterjang banjir lahar. Hingga kini, status Gunung Semeru masih berada di level tiga atau siaga.




(hil/fat)


Hide Ads