Makanan manis kerap menjadi asupan favorit sebagian orang. Hal ini karena makanan manis dinilai memiliki rasa yang enak.
Bahkan, makanan hingga minuman manis kekinian kian menjamur sebab peminatnya yang tinggi. Terlebih, rasa manis acapkali membuat seseorang ketagihan untuk mengonsumsinya secara terus-menerus.
Namun, tahukah detikers bila mengonsumsi manis secara berlebihan dapat membahayakan kesehatan? Simak uraian berikut ini untuk penjelasan selengkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab Rasa Manis Kerap Bikin Ketagihan
Sebelum mencari tahu akibat mengonsumsi manis secara berlebihan, ada baiknya untuk mengetahui penyebab rasa manis yang sering menimbulkan efek ketagihan. Dilansir dari detikHealth, makanan manis dapat merangsang otak untuk melepaskan dopamin. Apa itu dopamin?
Dopamin merupakan suatu neurotransmitter yang berhubungan dengan pusat kesenangan. Selama proses ini, dopamin membuat seseorang yang sedang mengonsumsi hidangan manis akan terus memikirkan makanan tersebut. Alhasil, itu memicu terjadinya efek ketagihan.
Selain itu, indra pengecap manusia selalu menginginkan makanan manis dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, semakin banyak gula yang dikonsumsi, semakin tinggi pula keinginan untuk terus makan sajian manis.
Rasa ketagihan ini yang menyebabkan mengonsumsi manis secara berlebihan. Jika tidak dibatasi, ini dapat menimbulkan beberapa efek samping bagi kesehatan.
Efek Samping Mengonsumsi Manis Berlebihan
Ada beberapa dampak buruk yang ditimbulkan apabila mengonsumsi manis secara berlebihan. Adapun berikut ini dampak-dampaknya yang dihimpun dari laman Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes.
1. Risiko obesitas
Kandungan gula yang tinggi dalam makanan manis akan menumpuk menjadi lemak perut jika tidak dibatasi. Ini dapat menyebabkan jumlah kalori yang masuk lebih besar. Akibatnya, kalori tersebut dapat meningkatkan risiko seseorang terkena obesitas.
2. Memicu berbagai penyakit kronis
Mengonsumsi makanan tinggi gula dapat memicu munculnya berbagai penyakit kronis, seperti diabetes melitus tipe 2, penyakit jantung, tumbuhnya sel kanker, penyakit ginjal, dan penyakit hati. Sebab, kadar gula tinggi dalam tubuh menyebabkan resistensi insulin sehingga menurunkan sensitivitas terhadap tingkat glukosa.
Selain itu, konsumsi gula berlebih dapat mengundang kolesterol jahat atau low density lipoprotein yang berakibat pada penyakit jantung.
3. Kerusakan gigi
Gula pada makanan dapat merusak gigi. Ini disebabkan oleh bakteri dalam mulut yang menggerogoti sisa gula yang ditinggalkan makanan.
Ketika bakteri tersebut mengonsumsi gula, itu bisa menghasilkan asam yang mengikis lapisan gigi paling luar. Hasilnya, gigi menjadi lebih tipis dan rapuh.
4. Nyeri sendi
Sebuah penelitian menemukan bahwa kebiasaan mengonsumsi manis dapat menimbulkan nyeri sendi. Hal ini karena seseorang yang sering mengonsumsi manis memiliki kans 75 persen lebih tinggi terkena asam urat.
5. Jerawat dan penuaan kulit
Tingginya kadar gula dalam darah menyebabkan naiknya sekresi androgen, sebum atau minyak, hingga peradangan yang bisa menimbulkan jerawat. Terlebih, konsumsi manis dapat memicu glikasi yang merupakan proses molekul gula berlebih bergabung dengan protein.
Proses ini membentuk advanced glycation end products (AGES). AGES menyebabkan rusaknya kolagen dan elastisitas sehingga kulit menjadi lebih mudah keriput.
Cara Mengurangi Konsumsi Gula
Melalui laman resminya, Kemenkes tak lupa mengimbau masyarakat Indonesia untuk lebih memperhatikan kadar gula yang masuk dalam tubuh. Menurut Permenkes RI No.30 Tahun 2013, kebutuhan gula harian orang Indonesia adalah kurang dari 50 gram per hari. Angka ini setara dengan empat sendok makan gula.
Sementara menurut American Hearts Association, batas kebutuhan gula tambahan bagi laki-laki adalah 36 gram gula (150 kkal) atau tidak lebih dari sembilan sendok teh. Untuk perempuan, kebutuhan gula berada di angka 25 gram gula (100 kkal) atau enam sendok teh.
Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengurangi konsumsi gula. Antara lain sebagai berikut.
1. Mengonsumsi makanan yang mengandung gula alami, misalnya buah-buahan.
2. Mencukupi kebutuhan serat untuk mencegah keinginan makan makanan manis berlebihan. Serat bisa didapatkan melalui sayur, kacang-kacangan, dan biji-bijian.
3. Makan teratur untuk menghambat keinginan makan manis.
4. Tidur cukup untuk mencegah rasa lapar berlebih dan membuat tubuh lebih bertenaga.
5. Minum air putih atau air yang tidak mengandung pemanis.
Artikel ini ditulis oleh Alifia Kamila, peserta Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(irb/fat)