Bina Marga Surabaya Buka Suara Soal Warga Dukuh Kupang Mengais Air Bersih

Bina Marga Surabaya Buka Suara Soal Warga Dukuh Kupang Mengais Air Bersih

Ardian Dwi Kurnia - detikJatim
Kamis, 25 Apr 2024 06:01 WIB
Proyek gorong-gorong pecahkan pipa PDAM Surya Sembada di Surabaya
Proyek gorong-gorong di Dukuh Kupang tempat warga mengais air bersih dari pipa PDAM yang pecah. (Foto: Ardian Dwi Kurnia/detikJatim)
Surabaya -

Proyek box culvert di Dukuh Kupang Barat Gang I Surabaya jadi sorotan warganet. Proyek itu dikaitkan dengan video viral warga yang mengais air bersih dari pipa PDAM yang rusak terkena alat berat.

Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (Bina Marga/DSDABM) Kota Surabaya Syamsul Hariadi mengatakan proyek box culvert di daerah itu akan dirampungkan 4 bulan. Saat ini, proyek sepanjang 220 meter itu sudah berjalan lebih dari 1 bulan.

"Di Dukuh Kupang Barat I ini dikerjakan siang hari, soalnya kanan kiri kan rumah, kemudian ini jalannya bukan jalan utama sehingga kalau dikerjakan malam hari malah mengganggu warga," ujar Syamsul kepada wartawan, Rabu (24/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk memaksimalkan tampungan air di wilayah itu, pihaknya menggunakan 2 jenis box culvert. Syamsul juga mengakui proyek ini baru terealisasi kurang dari 10%.

"Tipe (box culvertnya) ada yang 2x2, satunya 3x3. Yang 3x3 itu karena space-nya masih agak besar itu kita maksimalkan untuk tampungnya. Kami kerjakan mulai yang 2x2 dulu dari hilir," terang Syamsul.

ADVERTISEMENT

"Ini progress (pengerjaan) 9%, kami upayakan untuk percepatan pelaksanaan pekerjaan," sambungnya.

Pihaknya mengaku sudah berkoordinasi dengan sejumlah pihak sejak awal proyek direncanakan. Namun saat terjadi kendala dalam pelaksanaan, terkadang instansi-instansi yang terlibat masih saling tunggu sehingga pengerjaan proyek terhambat.

Syamsul mengatakan cukup sulit menghindari kejadian pipa PDAM kena garuk ekskavator. Tetapi selama pengerjaan proyek dia mengaku sudah semaksimal mungkin berupaya mengatasi masalah ini dengan pihak-pihak terkait.

"Sedapat mungkin kami hindari, kalau bisa kami pinggir-pinggirkan (pipanya). Tapi kalau ndak bisa, ya terpaksa kami potong," kata Agung.

"Untuk meminimalisir hal itu, kami ada personel dari PDAM yang (siap) on call. Jadi begitu kena nggak sengaja pipanya kegaruk ada personel yang on call," imbuhnya.

Syamsul juga menjelaskan kronologi putusnya pipa di Dukuh Kupang Barat Gang I yang menyebabkan warga harus mengais air bersih. Menurutnya pipa PDAM itu putus bukan kena garuk ekskavator, tetapi karena faktor cuaca.

"Jadi kalau yang sempat viral itu, karena tanahnya longsor (sehingga) pipanya ketarik. Jadi itu bukan karena kegaruk, (tapi) longsor karena hujan," ungkap Agung.

"Terus bengi pisan, dadi yo mungkin arek-arek butuh waktu (kejadian malam pula, sehingga anak-anak butuh waktu untuk memperbaiki). Nek udan yo nggak iso ndandani yo, wonge kan bukan penyelam (kalau hujan ya nggak bisa memperbaiki, orangnya kan bukan penyelam)," ujarnya.




(dpe/iwd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads