Jumlah pemudik yang mengendarai motor di Jatim selama arus mudik dan balik tahun 2024 menurun dibanding 2023. Jumlah kecelakaan yang melibatkan motor juga menurun.
Dirlantas Polda Jatim Kombes Komarudin mengatakan pihaknya dapat menekan laka lantas di Jatim arus mudik dan balik tahun 202, terutama pada kecelakaan yang melibatkan motor.
"Penegakan hukum pada pelanggar selama Operasi Ketupat Semeru 2024 alhamdulillah bisa kita tekan, dari data yang ada turun sampai 76 persen," ujar Komarudin kepada detikJatim, Sabtu (20/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Komarudin mengatakan laka lantas secara menyeluruh di Jatim di tahun ini menurun. Menurutnya, ada 309 kasus di tahun 2023. Sedangkan, tren di tahun 2024 turun 34 persen menjadi 205 kasus.
Sementara, untuk laka lantas pada pemotor tahun 2023 ada 1.478 kasus. Lalu, di tahun 2024 turun 42 persen menjadi 859 kasus.
"Dibanding Operasi Ketupat Semeru tahun 2023 lalu, ada 1.055 laka dan mampu kita tekan 43 persen, meninggal dunia dari 162 di 2023 dan tahun ini hanya 24, turun sampai 85 persen," ujarnya.
Meski begitu ia mengakui jumlah pelanggaran pada pemudik roda naik. Berdasarkan data yang dimiliki, pelanggaran motor didominasi tidak menggunakan helm dan melawan arus di daerah Bojonegoro, Jombang, dan Jember.
Komarudin menyebut 95.577 pelanggaran sepeda motor terjadi di Jatim. Menurutnya, di tahun 2023 ada 4.340 dan di tahun 2024 ada 12.037 kejadian. Artinya, terdapat kenaikan sekitar 7.697 atau naik sekitar 177 persen.
Komarudin bersyukur selama arus mudik dan balik, jumlah laka lantas dan fatalitas di Jatim menurun. Tak hanya pemotor, namun juga mobil hingga sejumlah kendaraan lainnya.
"Alhamdulillah saat ini Jawa Timur telah mampu menekan angka kecelakaan baik kejadian maupun tingkat fatalitasnya," tutup polisi dengan 3 melati di pundaknya itu
(pfr/iwd)